ABSTRAK Muhammad Afief Abdurrahman
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Muhammad Afief Abdurrahman
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Muhammad Afief Abdurrahman
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Afief Abdurrahman
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Afief Abdurrahman
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Afief Abdurrahman
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Afief Abdurrahman
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Afief Abdurrahman
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Penyelesaian persamaan diferensial parsial (PDP) secara numerik seringkali menghadapi tantangan terkait ketergantungan pada diskritisasi domain (mesh). PhysicsInformed Neural Network (PINN) muncul sebagai alternatif metode mesh-free yang
menjanjikan dengan mengintegrasikan hukum fisika langsung ke dalam proses optimisasi jaringan saraf tiruan (JST). Tugas akhir ini berfokus pada implementasi suatu kerangka kerja PINN menggunakan PyTorch, serta melakukan evaluasi kinerjanya pada
beberapa studi kasus PDP dan menganalisis pengaruh perubahan hyperparameter. Kinerja model diuji pada tiga kasus: persamaan kalor (parabolik) serta persamaan Laplace
dua dimensi (eliptik), dengan akurasi yang diukur terhadap solusi analitik atau metode
beda hingga (FDM). Selain itu, analisis pengaruh jumlah epoch, jumlah neuron, dan
kedalaman JST dilakukan pada persamaan Burgers satu dimensi yang non-linear. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa model PINN yang diimplementasikan berhasil mencapai akurasi tinggi di semua studi kasus. Untuk persamaan kalor 1D, galat relatif L2 yang
diperoleh adalah 0.95% terhadap solusi analitik. Pada kasus 2D, model menunjukkan
kesesuaian yang sangat baik dengan solusi FDM, dengan galat relatif L2 sebesar 4.80%
untuk persamaan kalor dan 2.79% untuk persamaan Laplace. Analisis hyperparameter
pada persamaan Burgers menunjukkan bahwa peningkatan jumlah epoch dan kapasitas
JST (lebar dan kedalaman) secara signifikan meningkatkan kemampuan model dalam
menangkap fitur kompleks seperti gelombang kejut, meskipun penambahan kedalaman
menunjukkan adanya diminishing returns. Penelitian ini berhasil mendemonstrasikan
bahwa PINN merupakan salah satu metode alternatif untuk menyelesaikan berbagai jenis PDP, dengan penekanan bahwa pemilihan arsitektur dan parameter pelatihan yang
tepat sangat krusial untuk mencapai kinerja optimal.
Perpustakaan Digital ITB