SKK Migas telah menetapkan visi untuk mencapai target produksi minyak sebesar satu juta barel per hari dan produksi gas sebesar dua belas miliar standar kaki kubik per hari pada tahun 2030, sebagaimana diumumkan dalam International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (IOG) 2020 di Jakarta. Visi ini mencerminkan komitmen Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan energi nasional secara berkelanjutan. Dalam industri hulu minyak dan gas bumi, profitabilitas perusahaan sangat bergantung pada capaian produksi. Oleh karena itu, perusahaan perlu menetapkan indikator kinerja utama (Key Performance Indicator/KPI) sebagai alat ukur pencapaian tujuan produksi dan keuntungan.
PT. Perkasa menerapkan metode analisis Low dan Off secara internal untuk mengidentifikasi sumber-sumber kehilangan produksi. Low menunjukkan penurunan laju produksi sumur, sedangkan Off menandakan ketidakaktifan sumur secara total. Nilai Low dan Off yang tinggi mengindikasikan potensi kerugian produksi yang besar, sehingga permasalahan ini harus segera dievaluasi dan ditindaklanjuti. Identifikasi akar penyebab dan peningkatan upaya pencegahan secara sistematis menjadi kunci dalam meminimalkan kerugian dan mengoptimalkan produksi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan kehilangan produksi, menemukan penyebab utamanya, serta mengembangkan metode pencegahan skala melalui pendekatan Analytic Hierarchy Process (AHP). Metode AHP digunakan untuk menentukan alternatif solusi terbaik dalam proses pengambilan keputusan yang kompleks. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan produksi dan pendapatan perusahaan serta pengurangan kerugian operasional.
Perpustakaan Digital ITB