digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Aya Aidya Manti [17421020]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Remaja akhir, yang mencakup individu berusia 18–24 tahun, merupakan fase transisi dari masa remaja menuju orang dewasa. Fase ini sering ditandai oleh perubahan dan perkembangan emosional yang signifikan akibat berbagai dinamika yang terjadi dalam kehidupan, baik secara sosial, akademik, maupun karier. Perubahan tersebut, seperti transisi ke dunia perkuliahan, memasuki dunia kerja, atau pencarian jati diri, dapat memicu ketidakstabilan emosional. Ketidakstabilan ini kerap mengarah pada emosi negatif seperti kecemasan, rasa kewalahan, pikiran depresif, kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru, dan rendahnya rasa percaya diri. Mengelola emosi negatif dengan tepat sangatlah penting agar tidak berkembang menjadi hal yang destruktif bagi diri sendiri maupun sekitar. Regulasi emosi yang efektif melibatkan tiga tahapan utama: kesadaran diri terhadap perasaan, relaksasi, dan refleksi diri dengan adanya dua opsi pendekatan, yaitu problem-focused coping dan emotion-focused coping. Salah satu metode pengenalan terhadap pemahaman emosi adalah melalui media musik yang membahas isu-isu terkait. Lagu Better Than Life (2023) oleh Grrrl Gang mengangkat narasi keputusasaan dan tema masalah citra tubuh yang cukup depresif. Lagu ini dapat membantu individu memahami emosi negatif kompleks yang dirasakan. Proses ini dilanjutkan dengan lagu The Star (2023), yang menyampaikan pesan harapan tentang keberlanjutan hidup dan penerimaan diri. Kedua lagu tersebut secara komplementer menggambarkan spektrum emosi negatif pada remaja akhir. Narasi yang terkandung dalam lagu-lagu ini menjadi dasar untuk perancangan ruang imersif yang bertujuan untuk memberikan pengalaman pengenalan regulasi emosi dengan pendekatan emotion-focused coping kepada remaja akhir secara multisensori.