digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Cover - Zuhrah Gadmandasa Brasdia
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 - Zuhrah Gadmandasa Brasdia
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 - Zuhrah Gadmandasa Brasdia
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 - Zuhrah Gadmandasa Brasdia
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 - Zuhrah Gadmandasa Brasdia
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 - Zuhrah Gadmandasa Brasdia
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 - Zuhrah Gadmandasa Brasdia
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Pustaka - Zuhrah Gadmandasa Brasdia
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Lampiran - Zuhrah Gadmandasa Brasdia
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PT Obor Nusantara merupakan salah satu perusahaan yang sedang berkembang di bidang apparel untuk kegiatan outdoor dan travelling di Indonesia. PT Obor Nusantara ingin menyelesaikan masalah penurunan revenue dan ketidaktercapaian target sales pada tiga kuartal secara beruntun sejak Q4 2023. PT Obor Nusantara berencana melakukan pemetaan dan perbaikan proses bisnis Divisi Sales untuk membantu peningkatan revenue dan sales perusahaan. Pemetaan dan perbaikan proses bisnis dilakukan karena perusahaan belum memiliki dokumentasi proses bisnis yang baik. Fokus pada Divisi Sales ditentukan karena scope masalah sales yang berhubungan erat dengan Divisi Sales. Permasalahan yang terjadi pada Divisi Sales adalah adanya pelaksanaan aktivitas yang bersifat redundan, dilaksanakan berdasarkan intuisi, dan dilakukan secara spontan. Berdasarkan gejala masalah tersebut, aktivitas-aktivitas tersebut berkemungkinan merupakan aktivitas pemborosan. Aktivitas-aktivitas tersebut disebabkan kurangnya pemahaman proses bisnis secara holistik dan detail sehingga perusahaan belum mengetahui efisiensi aktivitas yang dilaksanakan. Berdasarkan analisis akar masalah, diperoleh bahwa belum ada pemetaan proses bisnis yang jelas sehingga perlu dilakukan pemetaan dan perbaikan proses bisnis untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. Perbaikan proses bisnis dilakukan menggunakan metodologi Model-Based and Integrated Process Improvement (MIPI). Identifikasi proses bisnis existing dilakukan menggunakan workflow survey dan process profile. Pemetaan proses bisnis existing dilakukan menggunakan kerangka Process Classification Framework (PCF), cross-functional flowchart, dan diagram IDEF0. Penentuan proses bisnis kritis dilakukan menggunakan prinsip Pareto dari analisis kontribusi nilai tambah aktivitas menggunakan Value Added Assessment (VAA). Proses bisnis kritis dianalisis pemborosan dan peluang perbaikannya dengan analisis waste, kemudian dengan analisis 5 Whys dan analisis 5M menggunakan cause-and-effect diagram. Peluang perbaikan tersebut menjadi dasar perbaikan proses bisnis yang dilakukan menggunakan teknik ESIA. Hasil rancangan perbaikan proses bisnis dipetakan kembali menggunakan metode yang serupa dengan pemetaan proses bisnis existing. Hasil analisis kontribusi nilai tambah aktivitas menggunakan VAA menunjukkan bahwa aktivitas kerja Divisi Sales terdiri atas 347 aktivitas dengan rincian 74 aktivitas value added (21,33%), 224 aktivitas business value added (64,55%), dan 49 aktivitas non-value added (14,12%). Perbaikan proses bisnis yang dilakukan pada aktivitas kerja Divisi Sales merampingkan jumlah aktivitas menjadi 327 aktivitas dengan rincian 74 aktivitas value added (22,63%), 244 aktivitas business value added (74,62%), dan 9 aktivitas non-value added (2,75%).