digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Dewi Supryati

Jaminan ketersediaan bahan baku merupakan kunci utama kelancaran produksi, namun semakin banyak inventori akan menyebabkan semakin banyak pula modal yang harus dikeluarkan Perusahaan. Belajar dari pengalaman salah satu program aerostruktur yang ada di PT Dirgantara Indonesia yang berhasil menerapkan sistem inventori konsinyasi (consignment inventory) untuk material metal dan mampu memenuhi kebutuhan suplai bahan baku metal dengan nilai pelayanannya di atas 95% walaupun pada akhir periode kontrak inventori konsinyasi masih menyisakan banyak material usang (obsolete) sejumlah 836 pieces. Evaluasi terhadap banyaknya material usang dari adanya inventori konsinyasi ini akan membantu PT Dirgantara Indonesia untuk meminimalisisr kesalahan yang akan terjadi pada saat menerapkan sistem inventori konsinyasi. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi dan merancang perbaikan proses bisnis inventori konsinyasi dengan menjadikan PT Dirgantara Indonesia sebagai konsumen dari sistem inventori konsinyasi. Rancangan perbaikan proses bisnis dibuat dengan menggunakan metode BPI (Business Process Improvement) dan validasi dilakukan dengan menggunakan metode delphi. Kontribusi ilmiah dari penelitian ini secara teoritis adalah studi empiris pada industri manufaktur pesawat dalam pengembangan konsep inventori konsinyasi yang pada saat ini masih belum banyak diaplikasikan di industri manufaktur. Pada level praktis penelitian ini berisi tentang rancang bangun inventori konsinyasi material agar setiap proses bisnisnya lebih efektif dan terstandarisasi sehingga masing-masing pihak mendapat manfaat dan mengurangi risiko terjadinya kesalahan-kesalahan pada proses pelaksanaan inventori konsinyasi. Perbaikan yang dilakukan dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu (1) tahap persiapan inventori konsinyasi, (2) tahap penerimaan material konsinyasi, (3) tahap penggunaan material konsinyasi, dan (4) tahap penagihan atas penggunaan material konsinyasi. Perbaikan pada tahap persiapan adalah dengan menyusun bagian atau departemen yang akan terlibat, peran dan tanggungjawab serta target waktu yang ii diperlukan untuk membangun inventori konsinyasi. Perbaikan dalam tahap penerimaan material konsinyasi berupa penambahan klausul dalam surat kontrak inventori konsinyasi, yaitu aturan peletakan material konsinyasi yang menerapkan kaidah pergudangan yang efektif (penerapan kartu stok) dan sistem FIFO dalam proses pelayanan kebutuhan material. Perbaikan dalam tahap penggunaan material konsinyasi adalah dengan menambahkan tools yaitu dokumen autorisasi oleh Staf Logistik Pemasok untuk menjadi bukti adanya penggunaan material konsinyasi selain dari yang didapatkan dari hasil pencatatan manual dan sistem. Selanjutnya perbaikan dari tahap penagihan atas penggunaan material konsinyasi adalah tatacara penagihan dengan skema pengiriman tagihan penggunaan material yang dibuat setiap hari Jum’at setiap minggunya dan tenggang waktu ajuan komplain atas tagihan adalah dua hari. Total waktu inventori konsinyasi yang didapat dari hasil BPI adalah sebesar 145 hari yang sebelumnya dengan inventori tradisional adalah sebesar 176 hari.