ndonesia adalah salah satu negara agraris yang memiliki potensi yang besar pada sektor
hortikultutra, terdapat 323 jenis komoditas seperti buah-buahan, sayuran, tanaman obat, dan
tanaman hias. Meskipun memiliki prospek yang sangat baik, sektor pertanian hortikultura
menghadapi tantangan dalam efisiensi rantai pasok. Ketergantungan petani pada
tengkulak/perantara dan panjangnya rantai pasok menyebabkan harga jual yang tinggi bagi
konsumen, namun pendapatan petani tetap rendah. Kemajuan teknologi digital seperti media
sosial dan jual beli online muncul untuk mengatasi permasalahan ini. Namun, platform
platform tersebut masih memiliki keterbatasan dalam mengintegrasikan kebutuhan fitur
interaksi sosial dan jual beli online. Berdasarkan hasil kuesioner, responden masih merasa
belum puas dengan hasil jual pertanian, kesulitan menemukan pembeli saat menjual produk
pertanian, antarmuka platform jual beli yang rumit dan membingungkan, kurangnya
pengkategorian informasi pada media sosial, kesulitan mencari informasi harga terkini, adanya
informasi hoax, dan lainnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian User Centered
Design yang melalui 4 tahapan, yaitu understand context of use, specify user requirements,
design solution, dan evaluate against requirements. Proses pengumpulan data dalam penelitian
ini melibatkan kuesioner online yang ditujukan kepada 30 petani hortikultura yang telah
mengikuti platform jual beli online dan media sosial. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
memberikan rekomendasi berupa perancangan aplikasi dengan memanfaatkan konsep social
commerce, yaitu penggabungan fitur antara media sosial dan e-commerce yang diharapkan
dapat meningkatkan efisiensi rantai pasok, memperbaiki tawar petani, dan menciptakan
platform interaksi sosial yang efektif untuk sesama petani hortikultura dan konsumen secara
langsung. Aplikasi yang dirancang kemudian diuji coba menggunakan metode tes system
usability scale. Hasilnya aplikasi Panen berada pada grade B yang menunjukkan aplikasi dapat
diterima oleh pengguna namun masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut dari sisi
konten dan fitur untuk pemenuhan kebutuhan petani hortikultura.
Perpustakaan Digital ITB