digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri ekspor sapi hidup Australia ke Indonesia beroperasi di bawah kerangka peraturan ketat, Exporter Supply Chain Assurance System (ESCAS), yang mewajibkan Independent Initial Audit Report (IIAR) untuk fasilitas baru. Tantangan utama bagi eksportir adalah pemilihan auditor independen yang kompeten, sebuah keputusan yang sering dibuat secara informal, sehingga berisiko menyebabkan kegagalan audit, pembengkakan biaya, dan penundaan pengiriman. Penelitian ini mengatasi kesenjangan tersebut dengan menerapkan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mengembangkan model pengambilan keputusan multi-kriteria yang terstruktur bagi seleksi auditor.Penelitian mengidentifikasi empat kriteria seleksi kunci melalui wawancara ahli: Fleksibilitas Waktu, Kredibilitas, Biaya per Fasilitas, dan Pengalaman di Lapangan. Perbandingan berpasangan oleh para ahli industri menentukan bobot prioritas, mengungkapkan Fleksibilitas Waktu sebagai faktor paling kritis (55,8%), diikuti oleh Kredibilitas (26,3%). Tiga firma auditor dievaluasi terhadap kriteria ini. Analisis AHP menghitung skor prioritas global, menempatkan Auditor A di peringkat pertama (38,4%) karena fleksibilitasnya yang luar biasa, yang terpenting untuk mengurangi risiko gangguan rantai pasokan. Auditor B peringkat kedua (35,9%), dihargai karena kredibilitasnya yang kuat, sementara Auditor C (25,7%) dinilai tidak cocok meskipun biayanya rendah karena kurangnya fleksibilitas.Studi ini menyimpulkan bahwa model AHP yang terstruktur secara efektif mengubah keputusan subjektif menjadi proses yang transparan dan dapat dipertahankan. Temuan ini merekomendasikan untuk memilih Auditor A, dengan memprioritaskan ketahanan operasional dan keamanan regulasi daripada penghematan biaya jangka pendek. Pendekatan ini memberikan eksportir kerangka kerja yang kuat untuk memastikan kepatuhan, melindungi akses pasar, dan meningkatkan pengambilan keputusan strategis dalam industri berisiko tinggi.