Industri ekspor sapi hidup Australia ke Indonesia beroperasi di bawah kerangka
peraturan ketat, Exporter Supply Chain Assurance System (ESCAS), yang
mewajibkan Independent Initial Audit Report (IIAR) untuk fasilitas baru.
Tantangan utama bagi eksportir adalah pemilihan auditor independen yang
kompeten, sebuah keputusan yang sering dibuat secara informal, sehingga
berisiko menyebabkan kegagalan audit, pembengkakan biaya, dan penundaan
pengiriman. Penelitian ini mengatasi kesenjangan tersebut dengan menerapkan
Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mengembangkan model pengambilan
keputusan multi-kriteria yang terstruktur bagi seleksi auditor.Penelitian
mengidentifikasi empat kriteria seleksi kunci melalui wawancara
ahli: Fleksibilitas Waktu, Kredibilitas, Biaya per Fasilitas, dan Pengalaman di
Lapangan. Perbandingan berpasangan oleh para ahli industri menentukan bobot
prioritas, mengungkapkan Fleksibilitas Waktu sebagai faktor paling kritis
(55,8%), diikuti oleh Kredibilitas (26,3%). Tiga firma auditor dievaluasi terhadap
kriteria ini. Analisis AHP menghitung skor prioritas global, menempatkan Auditor
A di peringkat pertama (38,4%) karena fleksibilitasnya yang luar biasa, yang
terpenting untuk mengurangi risiko gangguan rantai pasokan. Auditor
B peringkat kedua (35,9%), dihargai karena kredibilitasnya yang kuat,
sementara Auditor C (25,7%) dinilai tidak cocok meskipun biayanya rendah
karena kurangnya fleksibilitas.Studi ini menyimpulkan bahwa model AHP yang
terstruktur secara efektif mengubah keputusan subjektif menjadi proses yang
transparan dan dapat dipertahankan. Temuan ini merekomendasikan untuk
memilih Auditor A, dengan memprioritaskan ketahanan operasional dan
keamanan regulasi daripada penghematan biaya jangka pendek. Pendekatan ini
memberikan eksportir kerangka kerja yang kuat untuk memastikan kepatuhan,
melindungi akses pasar, dan meningkatkan pengambilan keputusan strategis
dalam industri berisiko tinggi.
Perpustakaan Digital ITB