digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sylviana Wibisono
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Penelitian ini mengusulkan perancangan model manajemen hubungan pemasok (SRM) untuk mendorong inovasi pada perusahaan kosmetik Indonesia dengan rantai pasok yang menggunakan sistem tarik. Penelitian ini didasari pada perkembangan pesat industri kecantikan dan sangat tersegmentasi akibat perubahan perilaku konsumen, meningkatnya permintaan akan variasi produk, dan persaingan yang didorong oleh inovasi dan keterikatan digital yang cepat. Industri kosmetik di Indonesia menghadapi tantangan seperti permintaan yang fluktuatif, persyaratan kualitas kemasan yang kompleks, serta kebutuhan bisnis untuk menjaga kelincahan, terutama dalam persaingan local maupun global. Dalam industri yang dinamis ini, pemasok memainkan peran penting tidak hanya dalam operasi pasokan, tetapi juga mendorong inovasi yang penting untuk mempertahankan keunggulan kompetitif. Penelitian ini membahas tiga pertanyaan utama: (1) Apa saja pertimbangan pemasok terkait pelanggan mereka untuk mendukung inovasi? (2) Bagaimana memodelkan SRM yang dapat membangun ekosistem untuk mendukung inovasi pada perusahaan kosmetik dengan rantai pasok sistem tarik? (3) Bagaimana peran bagian Pengadaan dapat menjadi pendorong inovasi di perusahaan? Penelitian ini bertujuan untuk merancang model SRM yang mengintegrasikan aspirasi internal perusahaan dan ekspektasi pemasok eksternal, sehingga mendorong kolaborasi dan inovasi. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggabungkan wawancara ahli internal semi-terstruktur dengan para pemangku kepentingan utama terkait inovasi di perusahaan, serta survei kuantitatif terhadap 45 pemasok kemasan di Indonesia, Tiongkok, dan Thailand. Studi ini juga menganalisis data pembelian perusahaan menggunakan gabungan kerangka kerja strategis- Matriks Kraljic (untuk menilai risiko pasokan bahan dan dampaknya terhadap lama) dan Model Preferensi Pemasok (untuk memahami persepsi pemasok terhadap daya tarik dan nilai pelanggan). Lebih lanjut, model SERVQUAL digunakan untuk mengevaluasi kesenjangan dalam dimensi kualitas layanaan dari perspektif pemasok, memberikan wawasan tentang kekuatan relasional dan area yang perlu ditingkatkan. Berdasarkan penelitian ini, model SRM yang diusulkan mengintegrasikan lima pilar strategis—sinergi antar-pakar, penciptaan bersama setiap hari, waktu pemasaran yang lebih cepat, keunggulan operasional, dan kemitraan strategis berkelanjutan, yang ditopang oleh prinsip-prinsip integritas, hubungan yang melampaui transaksional, keadilan, dan keterbukaan. Model ini membangun proses SRM yang formal melalui segmentasi pemasok, penilaian kemitraan, definisi strategi, pembangunan hubungan, perencanaan bersama, serta manajemen risiko dan kinerja berkelanjutan. Struktur tata kelola dalam tim lintas fungsi dan dukungan eksekutif direkomendasikan untuk memastikan keselarasan dan komitmen berkelanjutan. Adopsi teknologi seperti platform digital kolaboratif dan dasbor kinerja ditekankan untuk memfasilitasi pembagian informasi secara real-time dan meningkatkan transparansi. Peran pengadaan dan pengadaan berkembang menjadi orkestrasi strategis inovasi dengan mengelola portofolio pemasok, memfasilitasi pemosisian pelanggan pilihan pemasok, dan mengelola detail mulai dari pemilihan pemasok hingga tinjauan kinerja. Pendekatan strategis ini memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan kapabilitas pemasok secara efektif, mengurangi waktu pemasaran, meningkatkan responsivitas dalam rantai pasokan sistem tarik, dan mempertahankan keunggulan kompetitif di pasar yang bergerak cepat. Penelitian ini berkontribusi pada pengetahuan rantai pasokan dan pengadaan dengan menawarkan kerangka kerja SRM yang holistik, praktis, dan terintegrasi yang disesuaikan dengan konteks kosmetik sistem tarik yang menyeimbangkan aspirasi internal dengan perspektif pemasok, pemosisian portofolio, dan dinamika kualitas layanan untuk memungkinkan inovasi dan kelincahan yang berkelanjutan. Penelitian ini juga memberikan panduan yang dapat ditindaklanjuti dan peta jalan implementasi bagi perusahaan yang ingin mengubah hubungan pemasok menjadi ekosistem inovasi kolaboratif.