Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER - Wanda Fikriarifah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I - Wanda Fikriarifah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II - Wanda Fikriarifah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III - Wanda Fikriarifah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV - Wanda Fikriarifah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V - Wanda Fikriarifah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB VI - Wanda Fikriarifah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA - Wanda Fikriarifah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN 1 - Wanda Fikriarifah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN 2 - Wanda Fikriarifah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
PT Burangkeng Maju Tehnik (BMT) adalah perusahaan manufaktur baja yang menerapkan
sistem produksi make-to-order (MTO) dengan sistem penjadwalan produksi job shop untuk
menghasilkan peralatan support tambang. Salah satu permasalahan utama dalam sistem produksi
PT BMT adalah keterlambatan penyelesaian pesanan yang sering melewati tenggat waktu yang
telah dijadwalkan. Pesanan yang tidak selesai tepat waktu menyebabkan terbitnya nota denda
yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi perusahaan dan berdampak negatif pada
kepuasan pelanggan serta reputasi perusahaan. Rendahnya tingkat ketepatan waktu pengiriman
yang hanya mencapai 31,4%, menjadi indikator utama dari permasalahan ini. Analisis lebih
lanjut menunjukkan bahwa akar penyebab keterlambatan tersebut adalah metode penjadwalan
produksi tidak memiliki aturan yang baku. Sehingga, tujuan penelitian ini yaitu merancang
penjadwalan produksi yang memiliki aturan baku untuk meningkatkan ketepatan waktu
pengiriman.
Untuk mengatasi permasalahan, penelitian ini menerapkan algoritma berbasis priority
dispatching rules dengan aturan first come, first served (FCFS) guna menghasilkan penjadwalan
yang mengoptimalkan work in progress (WIP) dan backlog, sehingga dapat mengurangi
keterlambatan produksi. Analisis dilakukan berdasarkan data produksi historis dari bulan April
hingga Juni 2024. Algoritma penjadwalan disusun dalam kode pemrograman VBA di Microsoft
Excel yang tidak memerlukan perangkat lunak tambahan serta lebih mudah untuk dipahami dan
digunakan. Hasil penerapan aturan FCFS dievaluasi menggunakan throughput diagram untuk
mengetahui performansi penjadwalan. Hasil yang didapatkan menunjukkan peningkatan
performa penjadwalan, dengan penurunan rata-rata WIP hingga barang menjadi finished good
sebesar 36,03% serta penurunan rata-rata WIP hingga barang dikirim sebesar 22,32%
dibandingkan kondisi eksisting. Selain itu, rata-rata backlog juga berkurang sebesar 5,78%.
Secara keseluruhan, aturan FCFS mampu mengurangi keterlambatan produksi sebesar 4,65%
dibandingkan dengan sistem penjadwalan sebelumnya.
Perpustakaan Digital ITB