digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER - Wanda Fikriarifah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Wanda Fikriarifah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - Wanda Fikriarifah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Wanda Fikriarifah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - Wanda Fikriarifah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Wanda Fikriarifah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VI - Wanda Fikriarifah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA - Wanda Fikriarifah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN 1 - Wanda Fikriarifah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN 2 - Wanda Fikriarifah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PT Burangkeng Maju Tehnik (BMT) adalah perusahaan manufaktur baja yang menerapkan sistem produksi make-to-order (MTO) dengan sistem penjadwalan produksi job shop untuk menghasilkan peralatan support tambang. Salah satu permasalahan utama dalam sistem produksi PT BMT adalah keterlambatan penyelesaian pesanan yang sering melewati tenggat waktu yang telah dijadwalkan. Pesanan yang tidak selesai tepat waktu menyebabkan terbitnya nota denda yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi perusahaan dan berdampak negatif pada kepuasan pelanggan serta reputasi perusahaan. Rendahnya tingkat ketepatan waktu pengiriman yang hanya mencapai 31,4%, menjadi indikator utama dari permasalahan ini. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa akar penyebab keterlambatan tersebut adalah metode penjadwalan produksi tidak memiliki aturan yang baku. Sehingga, tujuan penelitian ini yaitu merancang penjadwalan produksi yang memiliki aturan baku untuk meningkatkan ketepatan waktu pengiriman. Untuk mengatasi permasalahan, penelitian ini menerapkan algoritma berbasis priority dispatching rules dengan aturan first come, first served (FCFS) guna menghasilkan penjadwalan yang mengoptimalkan work in progress (WIP) dan backlog, sehingga dapat mengurangi keterlambatan produksi. Analisis dilakukan berdasarkan data produksi historis dari bulan April hingga Juni 2024. Algoritma penjadwalan disusun dalam kode pemrograman VBA di Microsoft Excel yang tidak memerlukan perangkat lunak tambahan serta lebih mudah untuk dipahami dan digunakan. Hasil penerapan aturan FCFS dievaluasi menggunakan throughput diagram untuk mengetahui performansi penjadwalan. Hasil yang didapatkan menunjukkan peningkatan performa penjadwalan, dengan penurunan rata-rata WIP hingga barang menjadi finished good sebesar 36,03% serta penurunan rata-rata WIP hingga barang dikirim sebesar 22,32% dibandingkan kondisi eksisting. Selain itu, rata-rata backlog juga berkurang sebesar 5,78%. Secara keseluruhan, aturan FCFS mampu mengurangi keterlambatan produksi sebesar 4,65% dibandingkan dengan sistem penjadwalan sebelumnya.