digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT. Kayu Mebel Indonesia saat ini menerapkan sistem Make-to-Order murni, yang menjaga persediaan barang jadi tetap rendah tetapi membuat operasional rentan terhadap waktu tunggu pemasok yang lama dan kehabisan stok yang terkadang terjadi. Studi ini merancang dan menguji kerangka kerja inventaris berbasis prakiraan untuk mendukung rencana perusahaan menuju pendekatan Make-to-Stock hibrida. Data ERP selama satu tahun 2024 tentang pengadaan, konsumsi, dan tingkat stok untuk kayu, veneer, dan papan panel (material yang menyumbang pengeluaran terbesar) dianalisis. Permintaan bulanan diprakirakan dengan perangkat deret waktu sederhana: pemulusan eksponensial tunggal ditambah rata-rata bergerak tertimbang dua dan tiga periode. Deviasi Absolut Rata-rata, Kesalahan Kuadrat Rata-rata, dan Kesalahan Persentase Absolut Rata-rata mengidentifikasi model terbaik untuk setiap material. Prakiraan yang dipilih digunakan untuk rumus Kuantitas Pesanan Ekonomis dan Titik Pemesanan Ulang, dan Perencanaan Kebutuhan Material menerjemahkan ukuran lot yang dihasilkan ke dalam jadwal pembelian bertahap. Simulasi terhadap transaksi historis menunjukkan bahwa kebijakan yang diusulkan meningkatkan visibilitas perencanaan dan mengurangi pembelian darurat, sehingga mengurangi tekanan penyimpanan pada barang impor bernilai tinggi. Namun, untuk material bernilai rendah dengan biaya pemesanan tetap yang besar, pesanan yang lebih besar tetapi lebih jarang justru meningkatkan stok rata-rata, sehingga terjadi pergeseran biaya, alih-alih penurunan. Temuan ini menyoroti bahwa prakiraan yang lebih baik tidak serta merta menurunkan biaya; manfaatnya bergantung pada penyelarasan aturan ukuran lot dengan struktur biaya masing-masing material. Rekomendasi ini memberikan panduan yang jelas bagi manajemen tentang cara mengintegrasikan estimasi permintaan, EOQ, dan MRP ke dalam alur kerja ERP yang ada untuk menyeimbangkan keandalan layanan dan biaya inventaris selama ekspansi.