Kereta Rel Listrik (KRL) adalah salah moda transportasi utama di wilayah Jabodetabek,
dengan jumlah perjalanan yang terus meningkat setiap tahun, sehingga meningkatkan
beban pada sistem transmisi tenaga Listrik Aliran Atas (LAA). Transmisi tenaga LAA
merupakan sistem vital dalam operasional KRL yang berfungsi mengalirkan daya listrik
dari gardu traksi ke panthograf KRL. Window time untuk pemeriksaan semakin pendek dan
metode pemeriksaan masih berdasarkan waktu sesuai dengan PM 31 tahun 2011. Penelitian
ini bertujuan untuk menghitung nilai keandalan, ketersediaan, dan keterawatan pada
komponen kritis sistem transmisi tenaga LAA, serta mengusulkan strategi pemeriksaan
yang optimal berdasarkan analisis risiko dan nilai RAM (Reliability, Availability,
Maintainability). Metode yang digunakan meliputi matriks risiko untuk mengidentifikasi
komponen kritis, perhitungan nilai RAM, dan analisis risiko menggunakan FMEA. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa beberapa komponen kritis seperti kawat kontak, kawat
pemikul, dan kawat penggantung memiliki nilai keandalan di bawah target perusahaan,
sedangkan komponen lainnya memenuhi target. Nilai ketersediaan semua komponen kritis
telah memenuhi target. Analisis FMEA menunjukkan bahwa mode kegagalan dengan nilai
Risk Priority Number (RPN) tertinggi adalah kawat penyulang putus, kawat kontak putus,
kawat pemikul putus, dan tiang patah. Total biaya pemeriksaan komponen kritis meningkat
sebesar 10% dibandingkan dengan metode pemeriksaan eksisting.
Perpustakaan Digital ITB