PT NSA Tbk merupakan perusahaan pertambangan batubara Indonesia yang
memiliki peran strategis dalam memenuhi kebutuhan energi domestik dan ekspor.
Saat ini, PT NSA Tbk menghadapi tantangan dalam mengelola jadwal laycan.
Situasi ini menimbulkan risiko operasional, memperparah kemacetan pelabuhan,
mengganggu kelancaran proses pemuatan batubara. Untuk mengatasi tantangan
bisnis ini, tujuan dari studi ini untuk mengidentifikasi risiko operasional, menilai
dan mengusulkan mitigasi, menerapkan pemantauan dan pengendalian risiko
operasional di Pelabuhan Dragon. Kerangka kerja penelitian ini menggunakan gap
analysis dengan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengurangi
resiko operasional laycan.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan
sekunder. Data primer menggunakan forum diskusi grup yang dikembangkan
berdasarkan FMEA untuk mengukur tingkat keparahan, kejadian, dan deteksi.
Narasumber berjumlah 13 orang: delapan dari tim distribusi, satu supervisor
pelabuhan, dan empat dari tim pendukung operasional. Data sekunder
menggunakan data operasional historis tahun 2023 dan 2024. Metode analisis data
menggunakan Analisis Mode dan Efek Kegagalan (FMEA) dan Analisis Akar
Penyebab (RCA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis akar penyebab
masalah menggunakan 5 Why, terdapat 25 akar penyebab masalah. Berdasarkan
urutan nomor prioritas risiko (RPN) sebagai berikut: (1) Antrian bongkar muat
karena jetty masih digunakan oleh kapal sebelumnya (jetty 3), (2) Kapal datang
bersamaan, (3) Menunggu antrian domestik di jetty 1, (4) Menunggu antrian
domestik di jetty 3 (5) Laporan Hasil Verifikasi (LHV) tidak disetujui oleh
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Direktorat Jenderal Mineral dan
Batubara, sehingga Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) tertunda hingga 2 hari.
Rekomendasi memprioritaskan area berdampak tinggi dengan fokus pada
penanganan isu yang mendesak, yaitu antrian bongkar muat di jetty 3; implementasi
sistematis; Mendorong kolaborasi lintas fungsi antara tim distribusi, pengawas
pelabuhan, dan tim pendukung operasional; strategi bertahap untuk implementasi
jangka pendek, menengah, dan panjang; dan pemantauan kinerja berkelanjutan.
Perpustakaan Digital ITB