digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT NSA Tbk merupakan perusahaan pertambangan batubara Indonesia yang memiliki peran strategis dalam memenuhi kebutuhan energi domestik dan ekspor. Saat ini, PT NSA Tbk menghadapi tantangan dalam mengelola jadwal laycan. Situasi ini menimbulkan risiko operasional, memperparah kemacetan pelabuhan, mengganggu kelancaran proses pemuatan batubara. Untuk mengatasi tantangan bisnis ini, tujuan dari studi ini untuk mengidentifikasi risiko operasional, menilai dan mengusulkan mitigasi, menerapkan pemantauan dan pengendalian risiko operasional di Pelabuhan Dragon. Kerangka kerja penelitian ini menggunakan gap analysis dengan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengurangi resiko operasional laycan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer menggunakan forum diskusi grup yang dikembangkan berdasarkan FMEA untuk mengukur tingkat keparahan, kejadian, dan deteksi. Narasumber berjumlah 13 orang: delapan dari tim distribusi, satu supervisor pelabuhan, dan empat dari tim pendukung operasional. Data sekunder menggunakan data operasional historis tahun 2023 dan 2024. Metode analisis data menggunakan Analisis Mode dan Efek Kegagalan (FMEA) dan Analisis Akar Penyebab (RCA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis akar penyebab masalah menggunakan 5 Why, terdapat 25 akar penyebab masalah. Berdasarkan urutan nomor prioritas risiko (RPN) sebagai berikut: (1) Antrian bongkar muat karena jetty masih digunakan oleh kapal sebelumnya (jetty 3), (2) Kapal datang bersamaan, (3) Menunggu antrian domestik di jetty 1, (4) Menunggu antrian domestik di jetty 3 (5) Laporan Hasil Verifikasi (LHV) tidak disetujui oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, sehingga Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) tertunda hingga 2 hari. Rekomendasi memprioritaskan area berdampak tinggi dengan fokus pada penanganan isu yang mendesak, yaitu antrian bongkar muat di jetty 3; implementasi sistematis; Mendorong kolaborasi lintas fungsi antara tim distribusi, pengawas pelabuhan, dan tim pendukung operasional; strategi bertahap untuk implementasi jangka pendek, menengah, dan panjang; dan pemantauan kinerja berkelanjutan.