digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Nugi Nugraha

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Nugi Nugraha

Sektor ketenagalistrikan yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batubara adalah penyumbang signifikan emisi gas rumah kaca. PLTU PT X di Lombok Barat berperan sebagai backbone kelistrikan di sistem Lombok sebesar 19%. Metode pendekatan yang digunakan untuk mengevaluasi dampak lingkungan adalah Life Cycle Assessment (LCA) berdasarkan ISO 14040:2006. Melalui penerapan LCA, penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai dampak lingkungan PLTU PT X yang dapat digunakan untuk memberikan rekomendasi perbaikan dalam kegiatan operasionalnya dalam mengurangi emisi serta dampak negatif terhadap lingkungan. Penelitian ini menggunakan ruang lingkup gate to gate dan 1 kWh sebagai unit fungsional. Kegiatan operasional dibagi menjadi empat subsistem, yaitu subsistem 1 penyiapan energi, subsistem 2 penyiapan air produksi, subsistem 3 produksi listrik, dan subsistem 4 kegiatan pendukung. Pada tahap klasifikasi, penentuan kategori dampak lingkungan dilakukan berdasarkan ketersediaan data perusahaan termasuk data emisi cerobong, sehingga dipilih Global Warming Potential (GWP), Acidification Potential (AP), Eutrophication Potential (EP), dan Human Toxicity Potential (HTP). Untuk menghasilkan 1 kWh listrik, PLTU PT X membutuhkan 1,036 kg batubara, 0,0628 kg biomassa, dan 3,51E-07 m³ high speed diesel, serta menggunakan 0,142 m³ air laut dan 0,153 kWh listrik internal. Emisi per kWh meliputi 2,02 kg CO?, 4,28E-05 kg CH?, 3,14E-05 kg N?O, dan polutan lainnya. Berdasarkan Life Cycle Impact Assessment (LCIA), potensi dampak terbesar terdapat pada GWP sebesar 2,02 kg CO? eq, terutama berasal dari emisi boiler pada subsistem produksi listrik yang menjadikan boiler sebagai hotspot. Tiga skenario perbaikan diajukan untuk menurunkan emisi CO?, dengan peningkatan rasio biomassa menjadi 20% sebagai opsi paling realistis, yang mampu menurunkan GWP sebesar 12%.