digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Transformasi sektor energi global dan komitmen pemerintah Indonesia terhadap target Net Zero Emission tahun 2060 mendorong PT Bukit Asam Tbk (PTBA) untuk mendiversifikasi bisnisnya dari pertambangan batubara menuju energi terbarukan. Salah satu inisiatif strategis adalah pemanfaatan lahan pascatambang untuk pembangunan PLTS. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kelayakan teknis, finansial, regulasi, dan strategis dari berbagai alternatif kapasitas PLTS serta menentukan konfigurasi paling optimal menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Metodologi penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan analisis multi-kriteria. Data primer diperoleh melalui survei lokasi, wawancara ahli, dan kuesioner terhadap 42 responden. Data sekunder berasal dari laporan teknis internal PTBA, peraturan energi nasional, dan hasil simulasi PVsyst. Alternatif kapasitas PLTS yang dievaluasi meliputi konfigurasi 5,5 MWp hingga 12 MWp, dengan dan tanpa Battery Energy Storage System (BESS). Hasil analisis menunjukkan bahwa konfigurasi PLTS 8 MWp + BESS 2 MWh adalah pilihan paling optimal. Konfigurasi ini memiliki kinerja teknis yang andal, mendukung stabilitas sistem kelistrikan tambang, serta layak secara finansial dengan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 10,97%, Net Present Value (NPV) positif sebesar USD 42.723, dan Benefit-Cost Ratio (BCR) sebesar 1,30 dalam skenario moderat. Selain itu, alternatif ini kompatibel dengan strategi keberlanjutan PTBA, memenuhi aspek regulasi (IUPTLS, TKDN, UKL-UPL), dan dapat mendukung target bauran EBT nasional. Rekomendasi implementasi mencakup strategi teknis (desain modular, bifacial dan ground-mounted), pembiayaan campuran termasuk kredit karbon, pengelolaan risiko regulasi, serta rencana eksekusi bertahap hingga operasional pada tahun 2027. Penelitian ini memperkuat pendekatan strategis PTBA dalam mendukung transisi energi nasional melalui pemanfaatan lahan pascatambang secara berkelanjutan.