Dokumen Asli
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Media sosial menjadi ruang penting bagi masyarakat Indonesia untuk berinteraksi
dan membentuk opini, namun pola komunikasi di dalamnya kerap melahirkan echo
chamber yang memperkuat polarisasi. Meskipun begitu, studi echo chamber di
Indonesia masih terbatas pada analisis manual atau analisis jaringan tanpa
mempertimbangkan sentimen konten.
Penelitian ini mengembangkan model pengukuran echo chamber pada percakapan
media sosial berbahasa Indonesia dengan Analisis Sentimen Berbasis Aspek
(ASBA) bebas domain dan metrik konsensus dalam kerangka Group Decision
Making (GDM). Rancangan mencakup lima tahap: praproses teks, ASBA bebas
domain, pembentukan graf interaksi, deteksi komunitas, dan perhitungan konsensus
GDM. Pada ASBA, berbagai pendekatan dievaluasi untuk menemukan model
bebas domain terbaik. Hasil menunjukkan bahwa metode zero-shot LLM generatif
dengan model Gemini-2.5-flash memberikan performa terbaik, dengan F1 makro
0,4178 pada dataset Pilkada DKI dan 0,4990 pada dataset Indo Vaccination, serta
Penalized Brier Score lebih baik dibanding baseline.
Pengujian model pengukuran echo chamber dilakukan pada tiga dataset
percakapan X berbahasa Indonesia: Indo Vaccination, Budget Efficiency, dan
Pilpres 2024. Hasil menunjukkan nilai Echo Chamber Ratio (ECR) yang konsisten
dengan analisis pakar terdahulu mengenai echo chamber di Indonesia. Nilai ECR
tersebut antara lain, 1,13 pada Indo Vaccination, 4,55 pada Budget Efficiency, dan
2,92 pada Pilpres 2024. Uji hipotesis dengan null atribut (pengacakan sentimen)
dan null topologi (rewiring jaringan) memperkuat temuan ini. Nilai z-score antara
3,37–303,99 dan empirical p-value ? 0,01 menunjukkan hasil signifikan secara
statistik dan jauh dari distribusi acak. Temuan ini menunjukkan bahwa pendekatan
berbasis ASBA dan konsensus GDM dapat memberikan ukuran ringkas melalui
nilai ECR yang bermakna dan konsisten dengan analisis pakar. Pendekatan ini juga
memungkinkan analisis kualitatif terhadap konsensus hingga tingkat komunitas.
Perpustakaan Digital ITB