Jaringan pipa distribusi air yang banyak dibangun beberapa dekade lalu sudah
memasuki masa pemeliharaan reaktif dengan rate kebocoran yang sudah tinggi.
Pada kondisi tersebut, pengelola jaringan pipa harus melakukan pemeliharaan
reaktif dengan setiap hari melakukan banyak perbaikan kebocoran. Pengelola juga
harus melakukan pilihan untuk memperbaiki secara terus menerus atau
merehabilitasi pipanya atau membiarkan saja dalam periode waktu tertentu.
Anggaran untuk merehabilitasi seluruh pipa yang bocor terbatas sehingga
pengelola jaringan pipa harus sering menentukan prioritas ruas-ruas pipa yang
direhabilitasi.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan model optimasi pada penentuan
ruas-ruas pipa distribusi air yang direhabilitasi pada tipe pemeliharaan reaktif.
Penentuan ruas yang direhabilitasi mempertimbangkan ketersediaan anggaran
tahunan rehabilitasi, biaya rehabilitasi serta manfaat rehabilitasi yang terdiri dari
manfaat berkurangnya biaya perbaikan dan manfaat berkurangnya kehilangan air.
Variabel-variabel yang mempengaruhi biaya dan manfaat rehabilitasi dan struktur
hubungan antar variabel tersebut didapatkan dari berbagai sumber dan
dikonfirmasi dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM).
Parameterisasi yang berdasarkan pada nilai ekonomis setiap variabel dilakukan
agar didapatkan persamaan hubungan setiap variabel terhadap biaya dan manfaat
rehabilitasi. Manfaat dari berkurangnya kehilangan air dikalkulasi dengan
mempertimbangkan perilaku hidrolika pada jaringan pipa distribusi air.
Dari pengumpulan dan pengolahan data didapati adanya 22 variabel yang
tervalidasi berpengaruh terhadap biaya dan manfaat rehabilitasi. Variabel yang
dominan berpengaruh pada perhitungan biaya dan manfaat rehabilitasi adalah
panjang pipa yang direhabilitasi. Dari parameterisasi didapatkan persamaanpersamaan
yang menilai besar pengaruh setiap variabel yang tervalidasi tersebut
bagi biaya dan manfaat rehabilitasi. Model yang didapatkan dari persamaanpersamaan
tersebut diuji pada suatu area tertentu dan divalidasi secara eksternal
dengan hasil yang cukup baik.
Model yang dikembangkan dapat menentukan ruas pipa yang direhabilitasi
dengan melakukan optimasi untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya
dengan keterbatasan anggaran. Model tersebut dimaksudkan untuk membantu
penentuan skema pemeliharaan rehabilitasi pada tipe pemeliharaan reaktif yang
bisa diimplementasikan secara baik oleh pengelola jaringan pipa distribusi air di
beberapa kota dengan permasalahan yang sama.
Perpustakaan Digital ITB