Program E-Procurement PT PLN Nusantara Power (PLN NP) adalah salah satu
respon program digitalisasi PLN pada bidang Supply Chain Management (SCM).
Untuk menilai kinerja pencapaian digitalisasi, PLN NP menggunakan model
maturitas yang diimplementasikan di unit pembangkitnya. PLN NP melakukan
penambahan kriteria pencapaian penerapan E-Procurement dalam model
maturitasnya, namun belum dapat menjadi cerminan utuh pencapaian digitalisasi
korporat. Hal ini dikarenakan PLN NP telah mengimplementasikan penggunaan
teknologi digital lainnya dari rangkaian proses SCM. Di tahun 2024, pengguna
model maturitas SCM PLN NP juga mengalami perubahan, imbas dari
perampingan organisasi di unit pembangkit PLN NP. Perlu untuk dilakukan
pengembangan model maturitas SCM PLN NP atas berubahnya skema asesmen
maturitas SCM. Menjawab tantangan strategi perusahaan tersebut, penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan model maturitas SCM yang sesuai dengan
strategi korporat untuk digitalisasi proses bisnis, pemetaan ulang dimensi,
indikator, dan kriteria level maturitas sesuai perampingan organisasi yang terjadi di
lingkungan PLN NP.
Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan membandingkan model maturitas
SCM PLN NP sebagai dasar pengembangan model maturitas. Pengembangan
model akan mensintesiskan Model SCOR sebagai langkah iterasi dari
pengembangan dimensi model maturitas. Model SCOR dipilih karena berisikan
elemen-elemen proses yang rinci dari SCM. Pengembangan indikator maturitas
dilakukan dengan eksplorasi Critical Success Factor (CSF) untuk menentukan
indikator yang tepat dalam mengevaluasi pencapaian. Tahapan pengujian penelitian
menggunakan metode Content Validity untuk menguji komponen model maturitas
dengan para pakar, dan metode Face Validity sebagai cara untuk mendapatkan
validitas model dari sisi pengguna model. Evaluasi model maturitas hasil
implementasi dilakukan dengan model Context, Input, Process, Product (CIPP)
yang dapat memberikan kerangka kerja komprehensif untuk memandu evaluasi dari
suatu pengembangan model.
Penelitian ini menghasilkan 4 dimensi dan 9 indikator maturitas yang mewakili
proses bisnis SCM dan pelaksanaan digitalisasi yaitu dimensi Order Management
dengan indikator Demand Planning dan Supply Planning, Purchasing dengan
indikator Order Processing dan Purchasing Efficiency Management, Inventory &
Warehouse Management dengan indikator Inventory Management dan
Warehousing, serta Supply Chain Digitalization dengan indikator Enterprise Asset
Management, Procurement Platform dan ICT Capability. Ditemukan perbedaan
pencapaian maturitas menggunakan model hasil pengembangan dengan model
model maturitas eksisting SCM PLN NP, serta hasil penilaian maturitas digitalisasi
yang lebih komprehensif dibanding penilaian digitalisasi dengan model maturitas
eksisting SCM PLN NP.
Perpustakaan Digital ITB