digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Dewi Supryati

Program E-Procurement PT PLN Nusantara Power (PLN NP) adalah salah satu respon program digitalisasi PLN pada bidang Supply Chain Management (SCM). Untuk menilai kinerja pencapaian digitalisasi, PLN NP menggunakan model maturitas yang diimplementasikan di unit pembangkitnya. PLN NP melakukan penambahan kriteria pencapaian penerapan E-Procurement dalam model maturitasnya, namun belum dapat menjadi cerminan utuh pencapaian digitalisasi korporat. Hal ini dikarenakan PLN NP telah mengimplementasikan penggunaan teknologi digital lainnya dari rangkaian proses SCM. Di tahun 2024, pengguna model maturitas SCM PLN NP juga mengalami perubahan, imbas dari perampingan organisasi di unit pembangkit PLN NP. Perlu untuk dilakukan pengembangan model maturitas SCM PLN NP atas berubahnya skema asesmen maturitas SCM. Menjawab tantangan strategi perusahaan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model maturitas SCM yang sesuai dengan strategi korporat untuk digitalisasi proses bisnis, pemetaan ulang dimensi, indikator, dan kriteria level maturitas sesuai perampingan organisasi yang terjadi di lingkungan PLN NP. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan membandingkan model maturitas SCM PLN NP sebagai dasar pengembangan model maturitas. Pengembangan model akan mensintesiskan Model SCOR sebagai langkah iterasi dari pengembangan dimensi model maturitas. Model SCOR dipilih karena berisikan elemen-elemen proses yang rinci dari SCM. Pengembangan indikator maturitas dilakukan dengan eksplorasi Critical Success Factor (CSF) untuk menentukan indikator yang tepat dalam mengevaluasi pencapaian. Tahapan pengujian penelitian menggunakan metode Content Validity untuk menguji komponen model maturitas dengan para pakar, dan metode Face Validity sebagai cara untuk mendapatkan validitas model dari sisi pengguna model. Evaluasi model maturitas hasil implementasi dilakukan dengan model Context, Input, Process, Product (CIPP) yang dapat memberikan kerangka kerja komprehensif untuk memandu evaluasi dari suatu pengembangan model. Penelitian ini menghasilkan 4 dimensi dan 9 indikator maturitas yang mewakili proses bisnis SCM dan pelaksanaan digitalisasi yaitu dimensi Order Management dengan indikator Demand Planning dan Supply Planning, Purchasing dengan indikator Order Processing dan Purchasing Efficiency Management, Inventory & Warehouse Management dengan indikator Inventory Management dan Warehousing, serta Supply Chain Digitalization dengan indikator Enterprise Asset Management, Procurement Platform dan ICT Capability. Ditemukan perbedaan pencapaian maturitas menggunakan model hasil pengembangan dengan model model maturitas eksisting SCM PLN NP, serta hasil penilaian maturitas digitalisasi yang lebih komprehensif dibanding penilaian digitalisasi dengan model maturitas eksisting SCM PLN NP.