digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_Fernando Septony Siregar
PUBLIC Open In Flip Book Perpustakaan Prodi Arsitektur

Sektor konstruksi memainkan peran strategis dalam perekonomian Indonesia, memberikan kontribusi signifikan terhadap produk domestik bruto nasional. Namun, masih rendahnya kinerja proyek konstruksi, khususnya pada proyek bangunan gedung, menjadi perhatian utama yang menuntut peningkatan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan proyek. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi Project Delivery System (PDS) di Indonesia serta mengkaji pengembangan model Integrated Project Delivery (IPD) System berbasis Building Information Modeling (BIM), sebagai upaya meningkatkan kinerja proyek konstruksi. Studi ini dilakukan dalam dua tahap: pertama, mengidentifikasi sembilan aspek utama PDS yang selama ini belum pernah dikaji secara komprehensif di Indonesia, serta mengaitkannya dengan kontrak konstruksi dan indikator-indikator kinerja proyek yang relevan. Kedua, membandingkan kinerja antara sistem PDS konvensional dengan IPD berbasis BIM berdasarkan sudut pandang berbagai pemangku kepentingan (stakeholder), seperti pemilik proyek, kontraktor, dan konsultan. Tujuan akhirnya adalah merumuskan model IPD berbasis BIM yang sesuai dengan karakteristik proyek konstruksi di Indonesia untuk mengurangi risiko rendahnya kinerja proyek. Data primer dikumpulkan melalui survei daring ke 320 sampel responden yang menyasar para pelaku industri konstruksi, sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur akademik dan profesional. Pendekatan metode campuran diterapkan, mencakup analisis kualitatif (pengkodean dan interpretasi naratif) serta analisis kuantitatif menggunakan ANOVA, MANOVA, regresi multivariat, skor rata-rata, dan Analytic Network Process (ANP). Penelitian ini juga menekankan pentingnya fase pra-konstruksi dalam regulasi nasional sebagai landasan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten dan siap berkolaborasi dalam manajemen proyek yang terintegrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IPD berbasis BIM memiliki kontribusi positif terhadap peningkatan efisiensi dan kinerja proyek secara keseluruhan. Namun, beberapa tantangan tetap ditemukan, seperti belum optimalnya pemanfaatan Common Data Environment (CDE), terutama dari sudut pandang pemilik proyek (? = -0,74), serta pentingnya aspek penghargaan dalam sistem PDS konvensional yang sangat berpengaruh terhadap kualitas proyek menurut perspektif kontraktor (? = -0,96). Selain itu, kualitas people & knowledge dan kekuatan kolaboratif antar pemangku kepentingan yang dikunci oleh aspek legalitas juga terbukti sebagai kunci sukses penerapan IPD dan BIM. Penelitian ini menghasilkan model pengembangan PDS dan IPD yang disesuaikan dengan konteks, permasalahan, dan kebutuhan stakeholder di Indonesia. Kebaruan penelitian ini terletak pada perumusan sembilan aspek PDS dan sembilan dimensi kinerja proyek serta pemetaan hubungan kausal antar keduanya berdasarkan sudut pandang pemangku kepentingan. Temuan ini menawarkan kerangka kerja baru dalam meningkatkan sistem pengadaan proyek konstruksi di Indonesia dan mendorong adopsi IPD berbasis BIM sebagai tolok ukur manajemen konstruksi masa depan. Ke depan, penelitian lanjutan diperlukan untuk mengungkap faktor- faktor lain yang memengaruhi hubungan kausalitas antara aspek PDS dan indikator kinerja proyek secara lebih mendalam.