
ABSTRAK_Saltika Rahma [13321057]
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab II
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab III
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sangat bergantung pada iradiansi matahari sebagai sumber energi utama, sehingga keakuratan data iradiansi menjadi krusial dalam mengestimasi produksi daya sistem fotovoltaik. Data iradiansi dapat diperoleh dari pengukuran langsung (ground-based) atau estimasi berbasis satelit, yang masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Penelitian ini membandingkan data satelit terhadap data ground untuk menentukan keakuratan sumber data satelit dalam desain sistem fotovoltaik. Keakuratan data dinilai berdasarkan kriteria seperti akurasi data satelit dibandingkan data ground, konsistensi data, resolusi spasial dan temporal, ketersediaan data, dan kesesuaian dengan kondisi lokal. Data yang digunakan meliputi data satelit (NASA POWER, Meteonorm, PVGIS, Solargis, dan Solcast) dan data ground dari pyranometer di lokasi PLTS. Analisis dilakukan dengan membandingkan parameter statistik seperti RMSE, MAPE, dan koefisien korelasi terhadap data ground, serta simulasi estimasi daya fotovoltaik menggunakan perangkat lunak simulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data satelit cenderung mengestimasi Global Horizontal Irradiance (GHI) lebih tinggi (overestimasi) dibandingkan data ground, yang dapat menyebabkan estimasi produksi daya PLTS menjadi terlalu optimis. Persentase overestimasi bervariasi, dengan PVGIS di Karawang menunjukkan overestimasi tertinggi hingga 38,83%. Sebelum pemrosesan data, dilakukan preprocessing data menggunakan Z-score dan IQR untuk memastikan data GHI bulanan yang digunakan tidak berisi data outlier. Solargis dan NASA POWER adalah sumber data satelit yang paling konsisten dan akurat di sebagian besar lokasi. Untuk lokasi dengan kondisi lokal yang berbeda, seperti polusi udara dan memiliki perbedaan pola muson, secara signifikan akan memengaruhi akurasi estimasi daya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai akurasi berbagai sumber data iradiansi untuk meningkatkan keandalan desain sistem fotovoltaik, terutama pada wilayah dengan keterbatasan data ground.
?