Optimalisasi sistem penyimpanan energi berbasis PLTS menjadi kunci untuk
meningkatkan ketersediaan energi yang andal dalam sektor industri, khususnya di
wiliayah dengan potensi radiasi matahari tinggi seperti Banten. Penelitian ini
bertujuan mengevaluasi performa teknis, ekonomi, dan lingkungan dari sistem
PLTS on-grid yang dikombinasikan dengan tiga jenis teknologi penyimpanan
energi, yaitu Battery Energy Storage System (BESS), Hydrogen Storage, dan
Thermal Energy Storage. Simulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak Homer
Pro, dan masing-masing konfigurasi dianalisis melalui indikator utama seperti Net
Present Cost (NPC), Levelized Cost of Energy (LCOE), fraksi energi terbarukan,
emisi karbon, produksi energi, serta keandalan sistem.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa konfigurasi PLTS dengan BESS yang
menggunakan hasil perhitungan merupakan pilihan paling seimbang, dengan NPC
sebesar Rp 529,61 M, LCOE Rp 1.260,40/kWh, emisi CO2 yang direduksi sebesar
45,2% dan ketersediaan sistem mencapai 99,985805%. Sementara itu, konfigurasi
dengan Hydrogen Storage memiliki fraksi energi terbarukan tertinggi 34%, dan
pengurangan emisi CO2 terbesar 50,5%, namun dengan biaya investasi dan operasi
yang jauh lebih tinggi (NPC Rp 1,08 T dan LCOE Rp 2.644/kWh). Di sisi lain,
konfigurasi Thermal Energy Storage menunjukkan biaya awal (CAPEX) terednah,
namun menghasilkan kinerja yang paling rendah dalam aspek produksi energi,
fraksi terbarukan hanya 2,2%, dan reduksi emisi 13,9%, meskipun tetap memiliki
keandalan sistem tinggi.
ii
Secara keseluruhan PLTS dengan BESS adalah solusi paling optimal untuk
mendukung keberlanjutan energi industri karena menghasilkan kombinasi terbaik
antara efisiensi biaya, keandalan teknis, dan dampak lingkungan yang positif.
Perpustakaan Digital ITB