digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Afif Asykar Amir
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh variabilitas iklim lokal dan regional terhadap produksi listrik Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Pulau Lombok selama periode 2019 hingga awal 2024. Fokus utama penelitian ini mencakup variabel suhu udara, radiasi matahari, tutupan awan, serta dua indeks iklim global, yaitu Dipole Mode Index (DMI) dan Oceanic Niño Index (ONI). Data diperoleh dari sumber reanalisis iklim ERA5 dan laporan produksi PLTS, kemudian dianalisis menggunakan pendekatan statistik yang meliputi korelasi Spearman, regresi linier berganda, dan analisis komposit berdasarkan fase IOD dan ENSO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa radiasi matahari merupakan variabel paling dominan dalam memengaruhi produksi listrik PLTS. Korelasi Spearman antara radiasi dan produksi listrik tergolong kuat di seluruh lokasi PLTS (? > 0,6) dan signifikan secara statistik (p < 0,001). Sebaliknya, suhu udara memiliki korelasi negatif yang lemah, dengan kisaran fluktuasi suhu yang terlalu kecil untuk berdampak signifikan pada efisiensi panel surya. Tutupan awan secara musiman juga memainkan peran penting; penurunan cloud cover selama musim kemarau atau pada fase IOD Positif terbukti meningkatkan intensitas radiasi dan output listrik PLTS. Indeks iklim global seperti DMI dan ONI tidak menunjukkan hubungan langsung yang signifikan terhadap produksi listrik secara statistik, namun analisis komposit mengindikasikan bahwa keduanya memengaruhi pola atmosferik seperti tutupan awan dan curah radiasi secara tidak langsung. Fase IOD Positif dan El Niño cenderung menciptakan kondisi atmosfer yang lebih kering dan cerah, mendukung peningkatan produksi listrik. Secara keseluruhan, studi ini menegaskan pentingnya integrasi parameter iklim regional dalam desain dan pengelolaan PLTS di wilayah tropis seperti Lombok agar dapat meningkatkan efisiensi dan ketahanan sistem terhadap dinamika iklim tahunan dan musiman.