digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dukungan konsumen terhadap produk fesyen sustainable dan bernilai budaya kian meningkat, namun tidak selalu tercermin dalam perilaku pembelian mereka. Fenomena ini dikenal sebagai attitude–behavior gap dan menjadi tantangan nyata bagi produk-produk berbasis nilai, seperti perhiasan kontemporer yang memadukan prinsip sustainability dan warisan budaya lokal. Penelitian ini mengkaji bagaimana lima dimensi persepsi nilai sustainable, budaya, ekonomis, fungsional, dan emosional mempengaruhi persepsi konsumen serta niat beli dalam konteks perhiasan kontemporer berbasis nilai. Survei daring dilakukan terhadap 229 responden valid, dengan analisis menggunakan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil menunjukkan bahwa seluruh dimensi nilai berpengaruh signifikan terhadap persepsi konsumen, dengan nilai ekonomis (? = 0,240) dan fungsional (? = 0,239) sebagai prediktor paling kuat. Namun, hanya nilai ekonomis (? = 0,320), emosional (? = 0,200), dan budaya (? = 0,156) yang berpengaruh langsung terhadap niat beli. Nilai fungsional (? = 0,039) dan sustainable (? = –0,026) tidak menunjukkan pengaruh langsung, namun berperan secara tidak langsung melalui persepsi konsumen. Model ini menjelaskan 64,9% variansi dalam persepsi konsumen dan 61,7% dalam niat beli. Temuan ini menyoroti pentingnya peran persepsi dalam menerjemahkan nilai- nilai simbolik dan etis menjadi tindakan pembelian, serta menawarkan wawasan strategis bagi merek perhiasan sustainable berbasis budaya tradisional dalam mendorong realisasi niat beli konsumen.