Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia turut berkontribusi terhadap
peningkatan volume air limbah domestik. Salah satu jenis limbah yang dominan
adalah greywater, yaitu air limbah dari aktivitas non-fekal seperti mandi, mencuci,
dan memasak. Greywater dari aktivitas pencucian (laundry) diketahui merupakan
penyumbang terbesar dari total greywater domestik. Di sisi lain, ketersediaan air
bersih terus menurun akibat dampak perubahan iklim dan urbanisasi, sementara
sektor irigasi tetap menjadi pengguna air terbesar di Indonesia. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi potensi greywater laundry sebagai alternatif media
penyiraman untuk irigasi, dengan membandingkannya terhadap air tanah, serta
menilai pengaruhnya terhadap karakteristik fisik-kimia tanah Andisol, jenis tanah
vulkanik yang umum dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Metode penelitian
dilakukan dalam skala laboratorium menggunakan reaktor tanah Andisol dengan
empat variasi perlakuan penyiraman selama delapan minggu. Analisis
menunjukkan bahwa karakteristik greywater secara umum tidak jauh berbeda dari
air tanah dan memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai alternatif air irigasi.
Namun, kandungan salinitas greywater yang relatif lebih tinggi perlu diperhatikan.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa pemberian greywater menyebabkan
peningkatan nilai Exchangeable Sodium Percentage (ESP) dan akumulasi ion Na?
yang signifikan, serta penurunan porositas dan permeabilitas tanah. Meskipun
demikian, greywater juga berkontribusi terhadap peningkatan kadar fosfat, karbon
organik, dan nitrogen dalam tanah. Pada air lindi, volume dan salinitas meningkat,
menunjukkan potensi akumulasi ion terlarut. Sementara itu, tanaman indikator
menunjukkan biomassa yang sedikit lebih rendah pada perlakuan greywater
dibandingkan air tanah. Secara keseluruhan, greywater menunjukkan potensi untuk
dimanfaatkan sebagai alternatif air irigasi, terutama karena kandungan nutrisinya
yang bermanfaat bagi tanah. Namun, risiko terkait salinitas yang tinggi memerlukan
pendekatan pengelolaan tambahan, seperti pengolahan awal terhadap parameter
bermasalah, penerapan sistem fertigasi, atau pemanfaatan pada jenis tanah lain yang
lebih toleran terhadap salinitas guna memastikan keberlanjutan penggunaannya
Perpustakaan Digital ITB