digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB I Yohanes Rian Yustianto [27023002]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II Yohanes Rian Yustianto [27023002]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan


BAB IV Yohanes Rian Yustianto [27023002]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V Yohanes Rian Yustianto [27023002]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VI Yohanes Rian Yustianto [27023002]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Penelitian ini membahas pengaruh manajemen strategis terhadap keberlanjutan Selasar Sunaryo Art Space dalam medan seni rupa Indonesia yang merupakan salah satu ruang seni berpengaruh di medan seni Indonesia. Berangkat dari rumusan masalah bagaimana sebuah ruang seni dapat bertahan lebih dari 25 tahun, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara 14 narasumber kunci, observasi partisipatif, analisis literatur dan dokumen. Analisis penelitian ini menggunakan pemikiran Henry Mintzberg berupa manajemen strategis yang disengaja/terencana (deliberate) dan muncul/adaptif (emergent) yaitu adaptif terhadap perkembangan zaman, serta dihubungkan dengan konsep 5P yaitu plan, pattern, position, perspective, dan ploy. Selain itu penelitian ini menggunakan pemikiran Pierre Bourdieu yang ditafsir oleh Michael Grenfell dan Hans van Maneen mengenai medan seni (artistic field) yang membahas gaya tarik-menarik antara kutub seni yang otonom dan heteronom, serta diperkuat oleh konsep modal simbolik, modal sosial, modal kultural, dan modal ekonomi. Selanjutnya transisi kepemimpinan dari Sunaryo sebagai pendiri ke Arin Sunaryo sebagai penerus menjadi langkah penting dalam membangun sistem kelembagaan menuju keadaan institusi yang berkelanjutan. Penelitian ini mengadopsi konsep keberlanjutan berdasarkan prinsip keberlanjutan institusi seperti yang dikemukakan Selznick (1957) dan Sustainability Directory (2025), yang merujuk pada kapasitas suatu organisasi untuk bertahan dan secara efektif menjalankan tujuannya dalam jangka panjang. Kebaharuan penelitian terletak pada pemetaan hubungan antara manajemen strategis terhadap keberlanjutan ruang seni di medan seni Indonesia, dipaparkan dengan data yang kuat diperkaya 14 narasumber primer. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang dirancang secara terstruktur dan sekaligus adaptif di lapangan menjadi fondasi utama keberlanjutan institusi seni, yang bertumpu pada kekompakan visi tim serta kemampuan menyeimbangkan idealisme seni dengan realitas fundamental melalui pendekatan strategis jangka panjang. Keberhasilan Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) tidak terlepas dari kemampuannya dalam melakukan diversifikasi pendanaan melalui kolaborasi dengan patron, sponsor, hibah, serta pengembangan unit usaha pendukung. SSAS juga berkontribusi bagi medan seni Indonesia, tak hanya memproduksi pengetahuan melalui wacana pameran dan menghasilkan seniman emerging melalui residensi dan program lainnya, namun SSAS juga menghasilkan berbagai pemikir-pemikir baru yaitu para kurator. Manajemen strategis yang diterapkan tidak hanya mempengaruhi keberlanjutan internal lembaga, tetapi juga menentukan posisi SSAS dalam medan seni apakah cenderung otonom atau heteronom, serta pola distribusi modal. Sebaliknya, posisinya dalam medan seni Indonesia, termasuk pola distribusi modal dan dinamika antar aktor, juga membentuk arah serta pola strategi yang dijalankan. Relasi dua arah ini menjadi landasan penting dalam menjelaskan bagaimana SSAS mempertahankan eksistensinya melalui strategi yang adaptif terhadap konteks dan terhubung erat dengan struktur medan di sekitarnya