digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi yang tepat guna meningkatkan dan menstabilkan kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK) di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Bandung (BTN Syariah Bandung), yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip perbankan syariah. DPK memegang peranan penting dalam menjaga keberlanjutan operasional serta daya saing bank. Namun, pertumbuhan dan stabilitas DPK dipengaruhi oleh berbagai faktor internal maupun eksternal. Dalam beberapa tahun terakhir, DPK di BTN Syariah Bandung menunjukkan pola pertumbuhan yang tidak konsisten dan cenderung fluktuatif. Hal ini mencerminkan adanya persoalan struktural yang lebih dalam, baik dari sisi operasional internal maupun kemampuan bank dalam merespons dinamika eksternal. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memahami akar penyebab ketidakstabilan tersebut dan merumuskan rekomendasi strategis jangka panjang. Untuk mengeksplorasi faktor internal dan eksternal yang memengaruhi kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK), penelitian ini menggunakan tiga kerangka analisis, yaitu VRIO (Value, Rarity, Imitability, Organization), PESTLE (Political, Economic, Social, Technological, Legal, and Environmental), dan SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats). Kerangka VRIO digunakan untuk menilai sumber daya dan kapabilitas internal BTN Syariah Bandung guna mengidentifikasi elemen-elemen yang dapat menjadi keunggulan bersaing berkelanjutan. Analisis PESTLE memberikan pemahaman yang lebih luas terhadap lingkungan eksternal dengan menelaah faktor-faktor makro seperti dukungan regulasi, kondisi ekonomi, perkembangan teknologi, dan meningkatnya minat terhadap layanan keuangan syariah. Analisis SWOT kemudian mengintegrasikan temuan internal dan eksternal tersebut untuk memetakan kekuatan dan kelemahan bank secara menyeluruh dalam kaitannya dengan peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidakstabilan DPK terutama disebabkan oleh kurangnya diferensiasi produk, layanan digital yang belum berkembang optimal, rendahnya edukasi nasabah, serta minimnya pelatihan staf mengenai produk keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah. Selain itu, lemahnya kegiatan promosi dan sosialisasi juga menyebabkan rendahnya keterlibatan nasabah, khususnya di segmen ritel dan institusi. Dari sisi eksternal, BTN Syariah Bandung menghadapi tekanan dari kondisi ekonomi yang terus berubah serta ekspansi agresif dari para pesaing yang menawarkan produk simpanan yang lebih menarik dan pengalaman digital yang lebih mulus. Bank ini juga menghadapi persepsi negatif publik terkait kompleksitas dan manfaat terbatas dari produk perbankan syariah, yang berdampak pada minat dan kepercayaan masyarakat. Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini mengusulkan strategi multi-dimensi. Pertama, BTN Syariah Bandung perlu mengembangkan produk DPK yang tersegmentasi dan inovatif, disesuaikan dengan kebutuhan berbagai kelompok pasar seperti generasi muda, profesional, dan institusi berbasis syariah. Kedua, diperlukan investasi pada infrastruktur digital—terutama pengembangan aplikasi mobile banking dan sistem CRM terintegrasi—guna meningkatkan kualitas layanan dan kenyamanan nasabah. Ketiga, program pelatihan bagi karyawan harus diperluas agar seluruh staf, baik di lini depan maupun pendukung, mampu menyampaikan manfaat produk syariah dengan percaya diri. Keempat, bank perlu aktif menjalin keterlibatan dengan masyarakat melalui seminar edukatif dan kemitraan dengan institusi untuk membangun kesadaran dan kepercayaan terhadap prinsip-prinsip perbankan syariah. Kelima, kampanye reposisi merek yang terkoordinasi perlu dijalankan untuk mengubah persepsi publik dan memperkuat citra BTN Syariah sebagai bank syariah yang modern, progresif, dan bertanggung jawab secara sosial. Kontribusi dari penelitian ini terletak pada perumusan strategi yang bersifat praktis dan tidak hanya menjawab permasalahan operasional BTN Syariah Bandung, tetapi juga memberikan model yang dapat direplikasi oleh bank syariah lain yang menghadapi tantangan serupa. Dengan menyelaraskan inisiatif strategis terhadap kebutuhan nasabah, kemajuan teknologi, dan dukungan regulasi, BTN Syariah Bandung berpotensi mentransformasi manajemen DPK-nya dan memperkuat perannya dalam mendorong layanan keuangan yang inklusif dan etis di Indonesia. Implikasi dari temuan ini melampaui kasus spesifik ini, memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana lembaga keuangan syariah dapat merespons tren perbankan modern tanpa meninggalkan prinsip-prinsip dasarnya.