Kenaikan permukaan air laut berpotensi mengancam ekosistem mangrove, salah satunya terhadap keberhasilan rehabilitasi mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberhasilan rehabilitasi mangrove di Taman Wisata Alam Angke Kapuk (TWAAK) berdasarkan tingkat kedalaman air laut melalui evaluasi kelangsungan hidup dan kondisi pertumbuhan vegetasi. Area penelitian dibagi menjadi lima zona berdasarkan tahun penanaman yaitu 2020 hingga 2024 dengan lima kelas kedalaman, masing-masing berinterval 30 cm, mulai dari 30 cm hingga 180 cm. Untuk menganalisis pengaruh kedalaman air terhadap keberhasilan rehabilitasi mangrove dilakukan uji statistik, yaitu analisis regresi dan analisis ragam. Tingkat kelangsungan hidup di semua tahun penanaman dan tingkat kedalaman air laut dikategorikan berhasil (?70%). Berdasarkan kelas kedalaman air laut, tingkat kelangsungan hidup tertinggi yaitu 97.68% pada kelas kedalaman 30-60 cm dan persentase hidup terendah yaitu 92.94% pada kelas kedalaman 150-180 cm. Nilai rata rata riap diameter mangrove berkisar antara 0.31-0.65 cm/tahun. Nilai rata rata laju pertumbuhan tinggi (rate growth of height) berkisar antara 42.03-58.78 cm/tahun. Tingginya persentase hidup dipengaruhi oleh faktor teknis yaitu teknik penanaman menggunakan bronjong dan fisiologis Rhizophora mucronata yang memiliki ukuran propagul besar sehingga cadangan air dan nutrisi mencukupi. Faktor yang diduga memengaruhi kematian bibit adalah perbedaan tingkat salinitas pada kedalaman air laut yang berbeda dan gangguan di sekitar kawasan berupa angin kencang, burung, ikan, dan kepiting. Hasil analisis regresi menunjukan nilai koefesien -0.046 untuk variabel kedalaman air dengan koefesien determinasi sebesar 0.567. Hasil analisis ragam menunjukan nilai P-value (0.302) > 0.05, menunjukan bahwa kedalaman air laut tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kelangsungan hidup Rhizophora mucronata.
Perpustakaan Digital ITB