digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Jamur, terutama dari kelompok Aspergillus dan Penicillium, menyebabkan kerugian besar pada produk pascapanen karena dapat mengakibatkan kerusakan fisik, pembusukan produk, serta kontaminasi toksin. Meskipun fungisida sintetik efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur, penggunaannya berisiko menimbulkan resistensi jamur, pencemaran lingkungan, dan dampak buruk bagi kesehatan manusia. Oleh karena itu, agen biokontrol seperti ragi Wickerhamomyces anomalus dikembangkan karena sifat antagonisnya terhadap pertumbuhan jamur. Ragi ini dapat menghambat jamur melalui berbagai mekanisme, salah satunya adalah produksi enzim hidrolitik yang mendegradasi dinding sel jamur. Namun, efektivitas agen biokontrol ini masih belum setara dengan fungisida sintetik, karena efektivitasnya belum mencapai di atas 95%. Biomassa jamur inaktif diketahui dapat menginduksi ragi antagonis untuk meningkatkan produksi enzim hidrolitik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh induksi biomassa jamur Aspergillus niger dan Penicillium sp. inaktif pada media pertumbuhan terhadap aktivitas enzim kitinase, selulase, dan protease ekstraseluler serta kemampuan biokontrol W. anomalus. Biomassa jamur diperoleh dengan menumbuhkan masing-masing jamur pada Potato Dextrose Broth (PDB) selama 5 hari dengan agitasi 60 rpm di suhu ruang. Setelah itu biomassa dicuci, disentrifugasi, dan dikering bekukan selama 24 jam, kemudian dihaluskan dan disimpan pada suhu -20°C. Variasi biomassa (0,2%, 0,5%, 1%, dan 1,5% b/v) ditambahkan ke PDB yang sebelumnya disterilisasi pada 121°C selama 15 menit. W. anomalus ditumbuhkan pada media induksi dan kontrol tanpa induksi. Aktivitas enzim kitinase, selulase, dan protease ekstraseluler diukur pada jam ke- 0, 2, 8, 14, dan 24 inkubasi menggunakan metode kolorimetri dengan reagen DNS untuk kitinase dan selulase, serta reagen Folin Ciocalteu untuk protease. Nilai absorbansi dikonversi menjadi aktivitas enzim (Unit/mL) berdasarkan kurva baku. Profil protein ekstraseluler divisualisasikan melalui SDS-PAGE dengan gel pemisah 12% (b/v). Pengaruh supernatan W. anomalus terhadap germinasi spora A. niger dan Penicillium sp. diuji dengan variasi penambahan supernatan (20-100 ?L) dalam suspensi spora (10? spora/mL) dan diinkubasi selama 24 jam. Analisis statistik dilakukan menggunakan ANOVA two-way dan uji lanjut Tukey untuk data berdistribusi normal, atau metode Kruskal-Wallis dan uji Dunn untuk data tidak berdistribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induksi biomassa A. niger dan Penicillium sp. terinaktivasi cenderung meningkatkan aktivitas selulase ekstraseluler pada jam ke-2 dan 8 inkubasi. Berdasarkan uji ANOVA one-way dan Tukey (p<0,05), variasi konsentrasi A. niger terinaktivasi tidak memberikan perbedaan signifikan dalam aktivitas selulase ekstraseluler, sedangkan variasi konsentrasi Penicillium sp. terinaktivasi menunjukkan perbedaan signifikan pada konsentrasi 1% dan 1,5% (b/v) dibandingkan 0,5% (b/v). Aktivitas selulase ekstraseluler tertinggi diperoleh pada induksi 1,5% (b/v) A. niger (2,47 U/mL) dan 1% (b/v) Penicillium sp. (2,25 U/mL). Namun, induksi A. niger dan Penicillium sp. terinaktivasi terhadap aktivitas kitinase dan protease ekstraseluler tidak menunjukkan pola yang konsisten terhadap variasi konsentrasi dan waktu inkubasi. Visualisasi protein ekstraseluler menunjukkan bahwa induksi A. niger 1% dan 1,5% (b/v) serta Penicillium sp. 1% dan 1,5% (b/v) memunculkan protein dengan massa molekul berkisar 140 kDa yang diduga ?-glukosidase, 100-130 kDa yang diduga kitinase subkelompok C, 60-70 kDa yang diduga endo ?-1,4-glukanase, 45-60 kDa yang diduga ?-1,3-glukanase dan protease asam jenis aspartat, serta 30-50 kDa yang diduga kitinase subkelompok B. Uji antijamur menunjukkan bahwa supernatan W. anomalus yang diinduksi A. niger terinaktivasi mampu menurunkan persentase germinasi spora A. niger hingga 7% dan spora Penicillium sp. hingga 18% dibandingkan tanpa induksi, sedangkan induksi Penicillium sp. terinaktivasi menurunkan germinasi spora Penicillium sp. hingga 8% dibandingkan supernatan tanpa induksi. Penelitian ini menunjukkan bahwa induksi jamur A. niger dan Penicillium sp. terinaktivasi cenderung meningkatkan aktivitas enzim hidrolitik W. anomalus. Ditemukan perbedaan profil protein ekstraseluler pada W. anomalus yang diinduksi dan tidak diinduksi. Supernatan W. anomalus yang diinduksi A. niger cenderung menurunkan persentase germinasi A. niger dan Penicillium sp., sedangkan induksi Penicillium sp. hanya cenderung menurunkan persentase germinasi Penicillium sp. dibandingkan dengan supernatan tanpa induksi. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mempelajari mekanisme seluler dan molekuler induksi jamur tersebut guna meningkatkan efektivitas antijamur agen biokontrol dengan lebih efisien.