Jamur, terutama dari kelompok Aspergillus dan Penicillium, menyebabkan
kerugian besar pada produk pascapanen karena dapat mengakibatkan kerusakan
fisik, pembusukan produk, serta kontaminasi toksin. Meskipun fungisida sintetik
efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur, penggunaannya berisiko
menimbulkan resistensi jamur, pencemaran lingkungan, dan dampak buruk bagi
kesehatan manusia. Oleh karena itu, agen biokontrol seperti ragi
Wickerhamomyces anomalus dikembangkan karena sifat antagonisnya terhadap
pertumbuhan jamur. Ragi ini dapat menghambat jamur melalui berbagai
mekanisme, salah satunya adalah produksi enzim hidrolitik yang mendegradasi
dinding sel jamur. Namun, efektivitas agen biokontrol ini masih belum setara
dengan fungisida sintetik, karena efektivitasnya belum mencapai di atas 95%.
Biomassa jamur inaktif diketahui dapat menginduksi ragi antagonis untuk
meningkatkan produksi enzim hidrolitik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk menguji pengaruh induksi biomassa jamur Aspergillus niger dan
Penicillium sp. inaktif pada media pertumbuhan terhadap aktivitas enzim
kitinase, selulase, dan protease ekstraseluler serta kemampuan biokontrol W.
anomalus.
Biomassa jamur diperoleh dengan menumbuhkan masing-masing jamur pada
Potato Dextrose Broth (PDB) selama 5 hari dengan agitasi 60 rpm di suhu ruang.
Setelah itu biomassa dicuci, disentrifugasi, dan dikering bekukan selama 24 jam,
kemudian dihaluskan dan disimpan pada suhu -20°C. Variasi biomassa (0,2%,
0,5%, 1%, dan 1,5% b/v) ditambahkan ke PDB yang sebelumnya disterilisasi
pada 121°C selama 15 menit. W. anomalus ditumbuhkan pada media induksi dan
kontrol tanpa induksi. Aktivitas enzim kitinase, selulase, dan protease
ekstraseluler diukur pada jam ke- 0, 2, 8, 14, dan 24 inkubasi menggunakan
metode kolorimetri dengan reagen DNS untuk kitinase dan selulase, serta reagen
Folin Ciocalteu untuk protease. Nilai absorbansi dikonversi menjadi aktivitas
enzim (Unit/mL) berdasarkan kurva baku. Profil protein ekstraseluler
divisualisasikan melalui SDS-PAGE dengan gel pemisah 12% (b/v). Pengaruh
supernatan W. anomalus terhadap germinasi spora A. niger dan Penicillium sp.
diuji dengan variasi penambahan supernatan (20-100 ?L) dalam suspensi spora
(10? spora/mL) dan diinkubasi selama 24 jam. Analisis statistik dilakukan menggunakan ANOVA two-way dan uji lanjut Tukey untuk data berdistribusi
normal, atau metode Kruskal-Wallis dan uji Dunn untuk data tidak berdistribusi
normal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa induksi biomassa A. niger dan Penicillium
sp. terinaktivasi cenderung meningkatkan aktivitas selulase ekstraseluler pada
jam ke-2 dan 8 inkubasi. Berdasarkan uji ANOVA one-way dan Tukey (p<0,05),
variasi konsentrasi A. niger terinaktivasi tidak memberikan perbedaan signifikan
dalam aktivitas selulase ekstraseluler, sedangkan variasi konsentrasi Penicillium
sp. terinaktivasi menunjukkan perbedaan signifikan pada konsentrasi 1% dan
1,5% (b/v) dibandingkan 0,5% (b/v). Aktivitas selulase ekstraseluler tertinggi
diperoleh pada induksi 1,5% (b/v) A. niger (2,47 U/mL) dan 1% (b/v)
Penicillium sp. (2,25 U/mL). Namun, induksi A. niger dan Penicillium sp.
terinaktivasi terhadap aktivitas kitinase dan protease ekstraseluler tidak
menunjukkan pola yang konsisten terhadap variasi konsentrasi dan waktu
inkubasi. Visualisasi protein ekstraseluler menunjukkan bahwa induksi A. niger
1% dan 1,5% (b/v) serta Penicillium sp. 1% dan 1,5% (b/v) memunculkan
protein dengan massa molekul berkisar 140 kDa yang diduga ?-glukosidase,
100-130 kDa yang diduga kitinase subkelompok C, 60-70 kDa yang diduga endo
?-1,4-glukanase, 45-60 kDa yang diduga ?-1,3-glukanase dan protease asam
jenis aspartat, serta 30-50 kDa yang diduga kitinase subkelompok B. Uji
antijamur menunjukkan bahwa supernatan W. anomalus yang diinduksi A. niger
terinaktivasi mampu menurunkan persentase germinasi spora A. niger hingga 7%
dan spora Penicillium sp. hingga 18% dibandingkan tanpa induksi, sedangkan
induksi Penicillium sp. terinaktivasi menurunkan germinasi spora Penicillium
sp. hingga 8% dibandingkan supernatan tanpa induksi.
Penelitian ini menunjukkan bahwa induksi jamur A. niger dan Penicillium sp.
terinaktivasi cenderung meningkatkan aktivitas enzim hidrolitik W. anomalus.
Ditemukan perbedaan profil protein ekstraseluler pada W. anomalus yang
diinduksi dan tidak diinduksi. Supernatan W. anomalus yang diinduksi A. niger
cenderung menurunkan persentase germinasi A. niger dan Penicillium sp.,
sedangkan induksi Penicillium sp. hanya cenderung menurunkan persentase
germinasi Penicillium sp. dibandingkan dengan supernatan tanpa induksi. Studi
lebih lanjut diperlukan untuk mempelajari mekanisme seluler dan molekuler
induksi jamur tersebut guna meningkatkan efektivitas antijamur agen biokontrol
dengan lebih efisien.