Penyakit paru-paru, termasuk asma, bronkitis kronis, pneumonia, dan dampak COVID-19, merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. Serum Amyloid A (SAA) telah diidentifikasi sebagai biomarker potensial untuk memantau kondisi tersebut. Namun, deteksi SAA dengan metode konvensional seringkali terbatas dalam hal sensitivitas, spesifisitas, dan biaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan biosensor berbasis screen printed carbon electrode (SPCE) yang dimodifikasi dengan komposit graphene nanoplatelets/zinc oxide nanoparticles (GNP/ZnO-NPs) dan molecular imprinted polymer (MIP).
SPCE dimodifikasi dengan metode drop casting untuk GNP/ZnO-NPs dan elektropolimerisasi untuk pembentukan MIP. Parameter optimasi meliputi konsentrasi pyrrole, siklus elektropolimerisasi, serta penghilangan template SAA. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa komposit GNP/ZnO-NPs meningkatkan sensitivitas dan spesifisitas elektroda, sementara MIP memberikan selektivitas tinggi terhadap SAA. Biosensor ini menunjukkan linearitas tinggi pada rentang konsentrasi 1–50 pg/mL dengan batas deteksi 0,474 pg/mL. Uji stabilitas menunjukkan performa optimal hingga 14 hari penyimpanan, sementara uji interferensi membuktikan biosensor memiliki ketahanan terhadap senyawa pengganggu seperti glukosa dan asam askorbat.
Penelitian ini memberikan kontribusi pada pengembangan teknologi biosensor portabel yang hemat biaya, sensitif, dan selektif untuk deteksi biomarker penyakit paru-paru. Teknologi ini berpotensi menjadi alat diagnostik yang dapat meningkatkan efisiensi diagnosis serta pemantauan penyakit paru-paru secara klinis.