Selama musim kemarau Juni hingga September (JJAS), sebagian besar wilayah
Indonesia mengalami penurunan curah hujan. Namun, pada beberapa tahun,
anomali curah hujan musiman bawah atau atas normal telah terjadi. Meskipun El
Niño Southern Oscillation (ENSO) dikenal sebagai fenomena utama yang
memengaruhi variasi curah hujan antar tahun di Indonesia, musim kemarau anomali
juga terjadi pada tahun-tahun ENSO netral. Karena ENSO terutama memengaruhi
transpor kelembapan zonal, studi ini berfokus pada kontribusi transpor kelembapan
meridional dalam menyebabkan anomali curah hujan pada musim kemarau yang
terkait dengan kondisi ENSO netral. Dalam studi ini, data reanalisis ERA5 dari
tahun 1995 hingga 2024 pada musim JJAS dianalisis untuk mengidentifikasi
peristiwa anomali curah hujan, serta menghitung fluks kelembapan zonal dan
meridional sepanjang batas domain pada lower level (1000–700 hPa) dan upper
level (850–300 hPa). Selain itu, korelasi antara fluks kelembapan dan beberapa
indeks iklim juga dianalisis.
Hasilnya menunjukkan bahwa, dari 12 kejadian curah hujan bawah normal yang
diidentifikasi, 7 di antaranya terjadi dalam kondisi ENSO netral, sedangkan hanya
2 dari 6 peristiwa curah hujan atas normal yang tidak terkait dengan La Niña. Untuk
kondisi curah hujan bawah normal dalam kondisi ENSO netral, dikonfirmasi bahwa
transpor kelembapan meridional ke Utara lebih tinggi dan transpor kelembapan
yang masuk dari batas Selatan juga lebih rendah, meskipun terdapat transpor
kelembapan yang juga lebih besar dari batas Timur yang masuk ke wilayah
Indonesia, dibandingkan dengan tahun-tahun El Niño. Hal ini menunjukkan bahwa,
tanpa adanya pengaruh ENSO yang dominan, peran transpor kelembapan
meridional ke Utara menjadi lebih signifikan dalam memicu curah hujan musim
kemarau bawah normal di Indonesia. Namun, korelasi antara anomali transpor
kelembapan dan indeks iklim global seperti Southern Annular Mode (SAM),
Northern Annular Mode (NAM), dan Pacific Decadal Oscillation (PDO) tidak
konsisten, menunjukkan interaksi yang lebih kompleks antara banyak faktor yang
memengaruhi iklim di Benua Maritim Indonesia dan wilayah sekitarnya. Karena
keterbatasan kejadian sampel, anomali curah hujan atas normal pada kondisi ENSO
netral tidak diteliti secara rinci dalam studi ini.
Perpustakaan Digital ITB