Disertasi ini membahas penerapan metode stokastik dalam proses inversi data
geofisika, dengan fokus utama pada inversi 1D data metode transien
elektromagnetik (TEM). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keterbatasan dari
pendekatan inversi standar, khususnya pendekatan deterministik berbasis gradien,
yang sangat bergantung pada pemilihan model awal dan strategi regularisasi untuk
memperoleh solusi optimum. Ketergantungan tersebut mengakibatkan hasil
inversi dapat bervariasi bergantung pada parameter yang digunakan pengguna,
menjauhi kondisi yang idealnya bersifat objektif dan sepenuhnya mengacu pada
data observasi yang diperoleh.
Dalam studi yang dilakukan, dua metode stokastik yang dibahas secara mendalam
adalah Particle Swarm Optimization (PSO) dan inversi Bayesian. Kedua metode
tersebut telah diterapkan dalam proses inversi data TEM. Namun, algoritma PSO
standar belum dilengkapi dengan mekanisme pencarian hiperparameter secara
otomatis pada model TEM. Sementara itu, analisis konvergensi pada inversi
Bayesian masih menjadi topik penelitian aktif hingga saat ini. Dalam
penerapannya pada data TEM, kedua metode tersebut juga membutuhkan
pemodelan ke depan yang akurat dan andal. Berdasarkan hal tersebut, penelitian
ini memiliki tiga tujuan utama: (1) mengembangkan pemodelan ke depan yang
akurat, (2) mengembangkan program inversi berbasis PSO yang dapat
mengakomodasi pencarian hiperparameter secara otomatis, dan (3) merancang kerangka inversi Bayesian yang dilengkapi dengan analisis konvergensi. Untuk
mencapai tujuan tersebut, pendekatan numerik digunakan secara dominan dalam
studi ini.
Program pemodelan ke depan dikembangkan dengan memanfaatkan metode
digital filter pada tahapan perhitungan transformasi domain. Perbandingan antara
hasil numerik dan solusi analitik pada beberapa model homogen dengan nilai
resistivitas yang berbeda menunjukkan rata-rata galat relatif < 1%. Nilai tersebut
mengindikasikan tingkat akurasi yang tinggi. Hal tersebut menjadikan program
pemodelan ke depan yang dikembangkan layak digunakan sebagai komponen inti
dalam proses inversi dengan metode stokastik.
Skema Optimized Particle Swarm Optimization (OPSO) digunakan dalam
pengembangan metode stokastik berbasis PSO yang dapat mengakomodasi
pencarian hiperparameter. Adaptasi terhadap inversi data TEM dilakukan dengan
merancang fungsi objektif yang di dalamnya juga memperhitungkan
hiperparameter berupa jumlah lapisan dan pengali Lagrange. Pengujian terhadap
data sintetik dari beberapa model uji menunjukkan bahwa OPSO termodifikasi
dapat menghasilkan model inversi yang sesuai dengan model sebenarnya, baik
dari segi nilai parameter fisis (resistivitas listrik dan ketebalan tiap lapisan)
maupun nilai hiperparameter (jumlah lapisan dan pengali Lagrange).
Perbandingan antara data kalkulasi dan observasi pada data uji menunjukkan
kecocokan yang baik, terkuantifikasi sebagai weighted mean absolute error
(WMAE) dengan rentang 0,58 hingga 0,91.
Inversi Bayesian dilakukan dengan menggunakan skema Reversible-jump
Markov-chain Monte Carlo (RJ-MCMC). Pada skema ini, jumlah lapisan juga
diperlakukan sebagai parameter yang tidak diketahui. Kondisi konvergen dinilai
berdasarkan perhitungan statistik R^ dan effective sample size (ESS), yang masingmasing memberikan informasi terkait konvergensi dari rantai Markov yang
berbeda dan jumlah sampel independen yang diperoleh dari proses pengambilan sampel. Skema birth-death diadaptasi untuk pengambilan sampel dengan dimensi
yang berbeda, sedangkan pada dimensi yang sama digunakan skema Metropolisadjusted Langevin algorithm (MALA). Penggunaan R^ dan ESS terbukti
membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses inversi dengan
penghentian iterasi setelah indikator konvergensi terpenuhi. Distribusi posterior
yang diperoleh dari inversi data sintetik dari beberapa model uji memberikan
informasi yang lebih lengkap dibandingkan dengan pencarian satu solusi terbaik.
Program OPSO termodifikasi dan inversi Bayesian trans-dimensional yang
dikembangkan diaplikasikan pada data lapangan yang diperoleh di kawasan
pesisir Santolo, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia. Kedua metode
menghasilkan profil resistivitas serupa, yaitu dengan pola resistif-konduktif. Pola
tersebut mencerminkan kondisi hidrogeologi pesisir, yang mengindikasikan
keberadaan lapisan dengan material kering atau mengandung air tawar di atas
lapisan jenuh air asin atau kaya akan lempung.
Perpustakaan Digital ITB