Penentuan tanggal onset monsun sangat krusial dalam mendukung sektor pertanian,
pengelolaan sumber daya air, dan mitigasi bencana di wilayah tropis seperti Sulawesi.
Penelitian ini mengembangkan pendekatan penentuan onset berbasis harian dengan
mengintegrasikan kriteria lokal dan regional, untuk mengatasi keterbatasan metode
sebelumnya yang hanya menggunakan resolusi pentad atau dasarian. Kriteria lokal
ditentukan dari titik minimum metode Cumulative Anomaly (CA) pada data curah hujan
harian, sementara kriteria regional dihitung dari transpor kelembapan menggunakan model
backward trajectory HYSPLIT untuk mendapatkan wilayah sumber kelembapan dominan
saat monsun aktif. Kajian ini juga membagi Sulawesi ke dalam lima region berdasarkan
hasil analisis harmonik untuk mengakomodasi variasi siklus annual dan semi-annual.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan gabungan antara indikator lokal dan
regional secara efektif mampu mengidentifikasi tanggal onset monsun di berbagai wilayah
Sulawesi. Penentuan dilakukan secara paralel, dimulai dari penentuan tanggal minimum
anomali kumulatif curah hujan CA sebagai indikasi peningkatan curah hujan, lalu
dilanjutkan dengan analisis sumber kelembapan harian dalam rentang ±30 hari dari tanggal
tersebut. Tanggal onset ditetapkan apabila kelembapan dominan berasal dari wilayah
sumber yang sesuai dengan distribusi klimatologis pada fase puncak musim hujan.
Pendekatan ini terbukti pada region dengan pola annual (A1–A4) dan semi-annual (S),
khususnya yang menerima kontribusi kelembapan signifikan dari NM, TM, dan SM.
Tanggal onset rata-rata di setiap region bervariasi, mulai dari 9 November 7 Desember di
Region A1, 20 November hingga 14 Desember di Region A2, 4 hingga 10 Desember di
Region A3, akhir 27 April hingga 7 Mei di A4, serta dua fase onset pada Region S yakni
sekitar 25 April hingga 11 Mei dan 3 November hingga 8 Desember. Subregion seperti
A4_4 dan S_3 menunjukkan ketidaksesuaian dengan indikator regional, yang
mengindikasikan pengaruh kelembapan lokal yang lebih dominan dan perlunya
pengembangan kriteria adaptif untuk wilayah tersebut. Selain itu, analisis komposit
atmosfer menunjukkan kontras angin dan curah hujan yang signifikan sebelum dan sesudah
onset, terutama di subregion yang memiliki angin dominan yang jelas saat monsun aktif.
Perpustakaan Digital ITB