digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lapangan Salawati di Papua memiliki kompleksitas geologi seperti formasi karbonat berporositas tinggi, tekanan pori abnormal, dan bahaya gas dangkal, yang memerlukan pemilihan arsitektur sumur yang tepat untuk memastikan keselamatan pengeboran, efisiensi biaya, dan optimalisasi produksi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan arsitektur sumur terbaik untuk pengeboran di struktur Salawati dengan mengevaluasi tiga alternatif yang diusulkan: (1) Arsitektur Berbasis Tekanan Pori, (2) Arsitektur Berbasis Bahaya Geologi, dan (3) Arsitektur Sumur Ramping. Penelitian ini menggunakan kombinasi kerangka kerja kualitatif (SWOT, Fishbone, dan Cynefin) untuk memetakan tantangan kontekstual, dan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk melakukan analisis keputusan multikriteria. Masukan ahli dikumpulkan melalui wawancara dan diskusi kelompok forum dengan Subjek Matter Expert (SMEs) dari PT.Pertamina EP, yang meliputi operasi hulu, pengeboran, dan divisi keselamatan. Kriteria evaluasi meliputi Biaya Sumur, Waktu Pengeboran, Kesehatan-Keselamatan-Lingkungan (HSE), Integritas Sumur, dan Kesiapan Proyek. Hasil perhitungan AHP menggunakan perangkat lunak Super Decision menunjukkan bahwa Arsitektur Berbasis Bahaya Geologi merupakan opsi yang paling sesuai, dengan skor preferensi tertinggi. Opsi ini menawarkan keseimbangan optimal antara mitigasi risiko operasional dan kinerja pengeboran di lingkungan lapangan marjinal seperti Salawati. Temuan studi ini diharapkan dapat mendukung pengambilan keputusan strategis untuk perencanaan sumur di lapangan yang secara struktural kompleks dan meningkatkan ketahanan operasional.