Kota Bandung menghadapi tantangan dalam pengelolaan lumpur tinja karena
keterbatasan kapasitas Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang ada.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan merencanakan layanan
pengelolaan lumpur tinja yang efektif melalui pemanfaatan Sistem Informasi
Geografis (SIG) dan Interactive Septage Management Toolkit (ISMT). Metode
analisis jaringan pada SIG digunakan untuk menentukan pembagian daerah
layanan bagi tiga lokasi IPLT potensial (Andir, Cinambo, dan Gedebage)
berdasarkan jarak tempuh terdekat. Dua skenario operasional pengangkutan
dikembangkan: skenario 1 berdasarkan prioritas jarak dan skenario 2 berdasarkan
pembagian zona geografis. Hasil analisis menunjukkan bahwa skenario 2
menawarkan model operasional yang lebih unggul dengan distribusi beban kerja
yang lebih seimbang dan stabil, dibuktikan dengan nilai standar deviasi jarak
tempuh armada truk yang lebih rendah pada ketiga IPLT. Berdasarkan skenario 2,
kapasitas terpilih adalah 49.141,55 m³/tahun untuk IPLT Andir, 18.670,25
m³/tahun untuk IPLT Cinambo, dan 16.257,87 m³/tahun untuk IPLT Gedebage.
Hasil perhitungan kebutuhan jumlah truk pada skenario 2 adalah rata-rata 11 truk
untuk IPLT Andir, 4 truk untuk IPLT Cinambo, dan 4 truk untuk IPLT Gedebage.
Penelitian ini menghasilkan rekomendasi skenario operasional terpilih, pembagian
wilayah layanan, serta perhitungan kebutuhan jumlah truk yang optimal untuk
mendukung sistem pengelolaan lumpur tinja yang efisien dan berkelanjutan di
Kota Bandung hingga tahun proyeksi 2041.
Perpustakaan Digital ITB