digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Firyal Khairana
PUBLIC Open In Flipbook Resti Andriani

BAB 1 Firyal Khairana
EMBARGO  2028-07-21 

BAB 2 Firyal Khairana
EMBARGO  2028-07-21 

BAB 3 Firyal Khairana
EMBARGO  2028-07-21 

BAB 4 Firyal Khairana
EMBARGO  2028-07-21 

BAB 5 Firyal Khairana
EMBARGO  2028-07-21 

PUSTAKA Firyal Khairana
EMBARGO  2028-07-21 

Sebagai produsen nikel terbesar di dunia, Indonesia menghasilkan terak feronikel (FeNi) sebagai produk samping dalam jumlah besar, yang berpotensi mencemari lingkungan. Selain itu, emisi gas rumah kaca dari produksi nikel di Indonesia pada tahun 2023 tercatat mencapai 38,5 juta ton. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk mengatasi kedua permasalahan ini, salah satunya yaitu dengan mengembangkan metode ramah lingkungan dalam mengelola terak FeNi melalui proses bioleaching dan biologically carbon capture, utilization, and storage (bio-CCUS). Proses ini memanfaatkan bakteri Bacillus nitratireducens strain SKC-2a (MPKU) untuk mengekstraksi kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan besi (Fe) dari terak FeNi, menghasilkan larutan kaya hasil bioleaching (pregnant leach solution, PLS) yang diolah lebih lanjut pada percobaan bio-CCUS menjadi mineral karbonat, yaitu CaCO3, MgCO3, dan FeCO3. Percobaan inti bioleaching dilakukan terhadap terak FeNi berukuran -200# +270# selama 10 hari dengan mempelajari variasi penambahan cuka terhadap ekstraksi Ca, Mg, dan Fe yang dihitung menggunakan data atomic absorption spectrophotometry (AAS). Selain itu, terak FeNi sebelum dan sesudah dilakukan bioleaching dikarakterisasi menggunakan berbagai analisis, salah satunya x-ray fluorescence (XRF). Selanjutnya, PLS dicampurkan dengan enzim carbonic anhydrase (CA) yang berasal dari spent medium microalgae dan diinjeksikan gas CO2 selama 480 detik. Serangkaian percobaan bio-CCUS dilakukan untuk mempelajari tiga variabel yang mempengaruhi konversi mineral karbonat, yaitu variasi persen inokulum enzim CA (0%, 3%, 5%, dan 10%), variasi pengaturan pH (dijaga pada pH 9, dijaga pada pH 11, dan pH 9 tanpa dijaga), serta variasi pengaturan laju alir gas CO2 (0,05 L/menit, 0,1 L/menit, dan 0,15 L/menit). Persen Ca, Mg, dan Fe yang terkonversi sebagai fungsi waktu pada berbagai kondisi bio- CCUS secara periodik ditentukan dengan AAS terhadap sampel larutan. Berdasarkan percobaan bioleaching, penambahan cuka terbukti meningkatkan persen ekstraksi logam, dengan ekstraksi logam tertinggi pada hari ke-10 pelindian (Ca 41,41%; Mg 2,67%; dan Fe 9,92%). Selanjutnya, analisa XRF terhadap terak FeNi menunjukkan penurunan kandungan Ca dari 1,01% menjadi 0,95%, dan Fe dari 10,8% menjadi 9,44% setelah bioleaching. Sementara itu, berdasarkan percobaan bio-CCUS, presipitasi CaCO3, MgCO3, dan FeCO3 paling optimal diperoleh pada penambahan 10% enzim CA, pH yang dijaga 11, dan laju alir gas CO2 0,15 L/menit (konversi Ca 81,46%; Mg 16,99%; dan Fe 89,267%).