Penelitian ini membahas proyeksi kebutuhan energi listrik serta perencanaan transisi energi pada tambang batubara untuk periode tahun 2041 sampai 2060. Aspek yang akan dinilai yaitu penurunan levelized cost of energy (LCOE), net present cost (NPC) serta emisi gas rumah kaca. Kajian akan mempertimbangkan aspek target environment, social, governance (ESG) pada industri batubara. Analisis diawali dengan mengkaji histori produksi tambang dan konsumsi energi listrik sejak tahun 2021 hingga 2024, serta perhitungan efisiensi kelistrikan berdasarkan intensitas energi per ton produksi. Data tersebut digunakan untuk memproyeksikan kebutuhan energi listrik berdasarkan target produksi masa depan yang mengacu pada Life of Mine. Proyeksi menunjukkan peningkatan kebutuhan listrik seiring naiknya produksi dari 299,2 juta ton/tahun menjadi 328 juta ton/tahun pada tahun 2041 sampai 2060, dengan kebutuhan listrik mencapai 89.848.154 kWh/tahun pada periode terakhir. Pemilihan kombinasi pembangkit hybrid untuk periode akhir dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan yang paling memungkinkan yaitu kombinasi biomassa dan PV. Dari hasil simulasi, LCOE, NPC, serta emisi gas rumah kaca yang didapat cenderung rendah untuk kondisi baseline. Kemudian saat diintegrasikan dengan adanya penambahan beban untuk Electric Vehicle dalam bentuk transportasi manhaul dan light dump truck coal, serta adanya replacement unit tambang diesel ke unit tambang berbasis electric vehicle, kombinasi pembangkit ini masih memungkinkan dengan LCOE sebesar $0,3233/kWh dan NPC sebesar $516.156.000. Kombinasi pembangkit ini mampu menurunkan emisi gas rumah kaca dan meningkatkan pencapaian target ESG perusahaan batubara.
Perpustakaan Digital ITB