Makalah ini melakukan inventarisasi emisi gas rumah kaca (GRK) dari rantai sanitasi di
Kabupaten Bogor. Penelitian ini mengkuantifikasi emisi metana (CH?), dinitrogen oksida (N?O),
dan karbon dioksida (CO?) dengan menggunakan metodologi IPCC Tier 1, yaitu mengalikan
jumlah penduduk dengan faktor emisi, yang bersumber dari data sekunder termasuk Badan Pusat
Statistik Kabupaten Bogor dan instalasi pengolahan air limbah lokal. Beberapa teknologi
pengolahan utama yang dikaji meliputi tangki septik, jamban cubluk, cubluk tanpa lapisan, buang
air besar sembarangan, instalasi pengolahan terpusat (off-site), dan instalasi pengolahan lumpur
tinja. Pada kondisi baseline tahun 2023, sanitasi on-site menghasilkan 461.128 ton CO?e/tahun,
sementara sistem off-site menghasilkan 1.418 ton CO?e/tahun. Beberapa skenario dimodelkan
dalam makalah ini untuk menggambarkan teknologi pengolahan mana yang paling efektif dalam
menurunkan emisi. Skenario A dan C berfokus pada sanitasi on-site, sedangkan Skenario B dan D
berfokus pada sanitasi off-site. Dari hasil perhitungan ditemukan bahwa skenario paling efektif
adalah Skenario C1 dengan emisi sebesar 344.323 ton CO?e/tahun, yang merupakan penurunan
sebesar 25,6%. Skenario ini berfokus pada peningkatan sanitasi on-site dan program SANIMAS
(Sanitasi Berbasis Masyarakat). Proyeksi hingga tahun 2030 juga dilakukan untuk memprediksi
emisi jika Kabupaten Bogor mencapai 30% sanitasi aman dan 100% sanitasi layak, di mana emisi
dari sistem off-site tercatat lebih tinggi yaitu sebesar 958.861 ton CO?e/tahun, sementara sistem
on-site menghasilkan sekitar 616.907 ton CO?e/tahun. Perbedaan sebesar 341.954 ton ini
merepresentasikan sekitar 21,7%.
Perpustakaan Digital ITB