digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Angelique Theodora [17521046]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Serat ijuk merupakan serat alam yang masih kurang dihargai dan dieksplorasi pemanfaatannya oleh masyarakat, padahal ketersediaannya di alam Indonesia sangatlah melimpah. Hingga kini mayoritas pemanfaatan serat ijuk dalam konteks kerajinan hanya seputar menjadi sikat, keset, vas bunga anggrek, dan sapu ijuk yang memiliki harga relatif rendah. Salah satu daerah yang menghasilkan kerajinan sapu ijuk adalah Desa Sindangpanon, Purwakarta. Sejak 1987, sapu ijuk telah menjadi kerajinan lokal dan salah satu mata pencaharian masyarakat di Desa Sindangpanon. Sumber materialnya pun sangatlah melimpah disana. Sapu ijuk terlihat seperti objek yang sederhana, namun sebenarnya terdapat proses yang begitu panjang dan menguras energi dalam pembuatannya. Hal ini membuat para pengrajin mengeluhkan jika tenaga yang mereka keluarkan untuk membuat sapu ijuk tidak sebanding dengan pendapatan yang didapatkan. Kekhawatiran akan keberlanjutan dari industri kerajinan lokal serat ijuk di Desa Sindangpanon, Purwakarta, sekaligus kurang tereksplorasinya pemanfaatan dari material serat ijuk itu sendiri, memantik sebuah langkah untuk dapat mencari potensi diversifikasi produk dari material serat ijuk. Dengan menggunakan metode campuran kualitatif dan kuantitatif–seperti studi literatur, studi lapangan, dan eksperimen–disimpulkan bahwa secara kebutuhan pasar dan sifat dari serat ijuk itu sendiri, tempat payung merupakan produk yang berpotensi menjadi diversifikasi kerajinan dari serat ijuk. Diharapkan penelitian ini dapat memantik pengembangan-pengembangan produk lainnya oleh para pengrajin di Desa Sindangpanon dan memperluas pasar kerajinan serat ijuk.