Penelitian ini mengeksplorasi pendekatan strategis untuk merevitalisasi Songket
Minangkabau dengan meninjau respons masyarakat lokal di dua wilayah: Pandai
Sikek dan Lintau. Dengan menggunakan metode kualitatif berbasis studi kasus,
penelitian ini menganalisis reaksi masyarakat terhadap intervensi desain untuk
memastikan pelestarian budaya sambil menyesuaikan dengan relevansi modern.
Untuk Pandai Sikek, yang memprioritaskan eksklusivitas budaya, diusulkan
strategi dokumentasi menggunakan prinsip revitalisasi tradisional dan
fotogrametri untuk melestarikan artefak budaya secara komprehensif. Sementara
itu, di Lintau, yang terbuka terhadap inovasi tetapi menghadapi risiko eksploitasi,
penelitian merekomendasikan diversifikasi produk serta pembentukan institusi
katalis guna merestrukturisasi dinamika pemangku kepentingan dan mencegah
eksploitasi. Penelitian ini menekankan pentingnya strategi yang disesuaikan untuk
menyeimbangkan pelestarian budaya dan modernisasi, dengan implikasi yang
lebih luas untuk pengembangan kerajinan di berbagai wilayah lain