digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Adhelya Zahra Nafisa
PUBLIC Open In Flipbook Ridha Pratama Rusli

Asam lemak merupakan produk antara yang memiliki potensi untuk diolah menjadi berbagai produk oleokimia bernilai tambah tinggi. Pada saat ini, produksi asam lemak banyak dilakukan menggunakan teknologi Colgate-Emery, yang mengandalkan reaksi hidrolisis. Teknologi ini menghasilkan asam lemak dengan kemurnian tinggi, namun memerlukan energi yang cukup besar karena prosesnya melibatkan temperatur dan tekanan tinggi. Lipolisis menjadi salah satu alternatif yang menjanjikan dalam upaya menghasilkan asam lemak melalui proses yang lebih ramah lingkungan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa proses lipolisis hanya menghasilkan asam lemak sekitar 70%, dengan sisa reaktan yang tidak bereaksi. Oleh karena itu, diperlukan proses pemisahan lanjutan untuk memperoleh asam lemak dengan kemurnian yang lebih tinggi. Salah satu pendekatan yang telah dicoba adalah penggunaan pelarut asetonitril untuk mengekstraksi gliserida sisa dari asam lemak hasil lipolisis. Meskipun pendekatan ini menunjukkan potensi besar, diperkirakan pemisahan dapat dilakukan dengan lebih efisien melalui pengoptimalan variabel. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pemisahan dengan mencari kondisi optimum dalam pemisahan asam lemak dan gliserida sisa. Beberapa kondisi ekstraksi yang diamati adalah temperatur, waktu, rasio pelarut dan umpan, komposisi asetonitril dalam campuran pelarut, kecepatan pengadukan, serta jumlah tahapan ekstraksi. Desain percobaan yang diterapkan adalah fraksional faktorial untuk menentukan variabel kondisi ekstraksi berpengaruh signifikan. Kemudian, data diproses dengan menggunakan central composite design (CCD) untuk menghasilkan model ekstraksi yang lebih presisi. Selain itu, penelitian ini juga mencakup penentuan batas kelarutan asetonitril dan umpan hasil lipolisis. Hasil seleksi variabel menunjukkan bahwa rasio F/S, kadar asetonitril dalam pelarut, serta jumlah tahap ekstraksi merupakan faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap proses pemisahan. Ketiga faktor tersebut mencapai kondisi optimum pada rasio F/S 1:1, komposisi asetonitril 75% b/b dalam pelarut, serta penggunaan satu tahap ekstraksi