Asam lemak merupakan produk antara yang memiliki potensi untuk diolah menjadi
berbagai produk oleokimia bernilai tambah tinggi. Pada saat ini, produksi asam
lemak banyak dilakukan menggunakan teknologi Colgate-Emery, yang
mengandalkan reaksi hidrolisis. Teknologi ini menghasilkan asam lemak dengan
kemurnian tinggi, namun memerlukan energi yang cukup besar karena prosesnya
melibatkan temperatur dan tekanan tinggi. Lipolisis menjadi salah satu alternatif
yang menjanjikan dalam upaya menghasilkan asam lemak melalui proses yang
lebih ramah lingkungan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa proses
lipolisis hanya menghasilkan asam lemak sekitar 70%, dengan sisa reaktan yang
tidak bereaksi. Oleh karena itu, diperlukan proses pemisahan lanjutan untuk
memperoleh asam lemak dengan kemurnian yang lebih tinggi. Salah satu
pendekatan yang telah dicoba adalah penggunaan pelarut asetonitril untuk
mengekstraksi gliserida sisa dari asam lemak hasil lipolisis. Meskipun pendekatan
ini menunjukkan potensi besar, diperkirakan pemisahan dapat dilakukan dengan
lebih efisien melalui pengoptimalan variabel. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pemisahan dengan mencari kondisi optimum dalam
pemisahan asam lemak dan gliserida sisa. Beberapa kondisi ekstraksi yang diamati
adalah temperatur, waktu, rasio pelarut dan umpan, komposisi asetonitril dalam
campuran pelarut, kecepatan pengadukan, serta jumlah tahapan ekstraksi. Desain
percobaan yang diterapkan adalah fraksional faktorial untuk menentukan variabel
kondisi ekstraksi berpengaruh signifikan. Kemudian, data diproses dengan
menggunakan central composite design (CCD) untuk menghasilkan model
ekstraksi yang lebih presisi. Selain itu, penelitian ini juga mencakup penentuan
batas kelarutan asetonitril dan umpan hasil lipolisis. Hasil seleksi variabel
menunjukkan bahwa rasio F/S, kadar asetonitril dalam pelarut, serta jumlah tahap
ekstraksi merupakan faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap proses
pemisahan. Ketiga faktor tersebut mencapai kondisi optimum pada rasio F/S 1:1,
komposisi asetonitril 75% b/b dalam pelarut, serta penggunaan satu tahap ekstraksi
Perpustakaan Digital ITB