Dalam upaya menciptakan lingkungan pembelajaran yang inovatif dan praktis,
konsep kafe perbankan tematik berbasis kampus muncul sebagai inisiatif
menjanjikan yang mengintegrasikan pendidikan, kewirausahaan, dan literasi
keuangan. Penelitian ini menganalisis proses pengambilan keputusan dalam
implementasi kafe tersebut dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP). Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan
faktor-faktor utama yang memengaruhi kelayakan dan keberhasilan inisiatif ini di
lingkungan perguruan tinggi. Sebuah model keputusan hierarkis dikembangkan
dengan lima kriteria utama: dampak edukatif, kelayakan finansial, keberlanjutan
operasional, dukungan pemangku kepentingan, dan integrasi teknologi. Melalui
perbandingan berpasangan dan masukan dari para ahli yang terdiri atas dosen,
mahasiswa, manajer keuangan, serta mitra perbankan, bobot prioritas untuk setiap
kriteria dihitung menggunakan AHP. Hasilnya menunjukkan bahwa dampak
edukatif merupakan faktor paling krusial, menekankan peran kafe dalam
mendukung tujuan akademik dan pembelajaran berbasis pengalaman. Kelayakan
finansial dan keberlanjutan operasional juga mendapat perhatian penting,
sementara integrasi teknologi dan dukungan pemangku kepentingan dianggap
penting namun bersifat sekunder. Temuan ini menunjukkan bahwa AHP merupakan
alat yang efektif dalam pengambilan keputusan multi-kriteria di konteks pendidikan
tinggi. Metode ini memungkinkan universitas untuk menyelaraskan berbagai
perspektif dan membuat keputusan strategis secara terstruktur dan transparan.
Studi ini memberikan referensi praktis bagi institusi pendidikan yang
mempertimbangkan inisiatif serupa di kampus dan menyoroti potensi kemitraan
lintas sektor dalam meningkatkan pengalaman belajar mahasiswa.