Masalah water shut-in pada sumur minyak tua secara signifikan menurunkan
produksi hidrokarbon dan meningkatkan biaya operasi, terutama pada brown field
seperti yang dioperasikan oleh Field Prabumulih Zone 4 PT. Pertamina Hulu
Rokan. Remediation Mechanical watershutoff (WSO) merupakan metode
remediasi yang umum, tetapi tingkat keberhasilannya masih kurang optimal karena
diagnostik sumber aliran air yang tidak akurat.
Untuk mendukung definisi masalah, analisis SWOT digunakan untuk
mengidentifikasi kelemahan utama dalam praktik remediasi saat ini, seperti
diagnostik yang tidak konsisten dan inefisiensi biaya sementara diagram tulang ikan
mengungkapkan akar penyebab termasuk penargetan zona yang tidak akurat, data
log yang buruk, dan perencanaan intervensi yang tidak selaras. Alat-alat ini
membantu mempertajam ruang lingkup dan urgensi model pengambilan keputusan,
yang menambatkannya pada realitas operasional intervensi sumur tua.
Dari hasil Forum Group Discussion (FGD) yang melibatkan para ahli di Zona 4 PT.
Pertamina Hulu Rokan dihasilkan beberapa alternatif solusi antara lain (1) Advance
Cement Bond Logging, (2) Advance Saturation Logging, (3) Mechanical Packer
Test, (4) Flow Allocation Identifier (FAI). Software Super Decision digunakan
untuk melakukan perhitungan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP)
yang digunakan untuk memilih solusi terbaik berdasarkan kriteria: Capital
Expenditure, Data Reliability, Delivery Time, Durability, Effectiveness, dan HSSE
(Health, Safety, Security, Environment). Solusi terbaik berdasarkan analisis AHP
adalah Flow Allocation Identifier (FAI) dengan nilai 44.7%. Untuk memastikan
hasil analisis AHP terealisasi, maka disusun rencana implementasi dan monitoring
agar solusi ini dapat terlaksana sesuai waktu, biaya dan tidak terdapat masalah
keselamatan.
Perpustakaan Digital ITB