digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Nugi Nugraha

Ketidakamanan air tetap menjadi isu krusial, khususnya di wilayah semi-kering di mana masyarakat menghadapi tantangan dalam mengakses air bersih dan dampak perubahan iklim. Masalah ini memengaruhi kesehatan fisik maupun mental, dengan perempuan di daerah pedesaan berpendapatan rendah terdampak secara tidak proporsional karena peran mereka dalam pengambilan dan pengelolaan air. Di wilayah seperti Nusa Tenggara Timur, Indonesia, perempuan mengalami beban fisik, tekanan psikologis, dan tantangan relasional akibat tugas pengambilan air yang memakan waktu, diperburuk oleh faktor lingkungan seperti medan yang terjal dan iklim yang kering. Beban ini menghambat kesejahteraan perempuan, kesetaraan gender, dan ketahanan masyarakat. Penelitian menunjukkan dampak negatif kelangkaan air terhadap kesehatan fisik dan mental perempuan, serta ketimpangan gender yang diperkuat oleh kondisi ini. Meskipun telah ada berbagai temuan berharga, masih terdapat kesenjangan dalam pemahaman mengenai faktor-faktor spesifik wilayah yang memengaruhi perempuan di daerah semi-kering. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak psikologis, fisik, dan aspek keamanan dari ketidakamanan air terhadap perempuan di Nusa Tenggara Timur, sekaligus menganalisis bagaimana aktivitas pengambilan air memengaruhi kesejahteraan relasional dalam keluarga dan masyarakat. Penelitian ini menggunakan kerangka Relational Well-being (RWB) untuk memahami keterhubungan antaradimensi individu, relasional, dan sosial, serta menggunakan kerangka Feminist Political Ecology (FPE) untuk menelaah aspek gender dalam akses air. Studi ini memberikan kontribusi pada pemahaman mengenai ketidakamanan air yang berperspektif gender dan menawarkan wawasan untuk pengelolaan air yang berkelanjutan di Indonesia.