digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Nugi Nugraha

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Nugi Nugraha

Air asam tambang (AAT) merupakan limbah hasil aktivitas penambangan yang bersifat sangat asam dan mengandung logam dalam konsentrasi tinggi, sehingga memerlukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Analisis karakteristik fisikokimia sampel AAT menunjukkan nilai pH yang sangat rendah, asiditas yang tinggi, serta kandungan logam terlarut yang dominan berupa besi (Fe) dan aluminium (Al). Kajian pengolahan dilakukan melalui kombinasi proses dekarbonasi sebagai pra-pengolahan dan netralisasi. Namun, dekarbonasi terbukti tidak efektif akibat rendahnya karbon anorganik total (TIC), yang menunjukkan bahwa keasaman lebih disebabkan oleh oksidasi mineral sulfida. Oleh karena itu, pengolahan difokuskan pada proses netralisasi menggunakan tiga bahan alkali: Ca(OH)?, CaO, dan NaOH. Ketiga bahan alkali mampu meningkatkan pH hingga kisaran netral dan menurunkan konsentrasi logam terlarut lebih dari 99%, bahkan beberapa logam berada di bawah batas deteksi instrumen. Uji lanjutan menunjukkan CaO memiliki daya tahan terbaik terhadap penambahan AAT (1.050 mL) sebelum kembali menjadi asam. Namun, sama seperti Ca(OH)?, CaO menunjukkan indikasi pelarutan kembali logam yang ditandai dengan kenaikan nilai konduktivitas dan TDS seiring penambahan AAT. Meskipun demikian, keunggulan dominan CaO terletak pada efisiensi biaya, yang bahkan lebih signifikan karena penggunaan CaO bermutu CP mampu mengungguli Ca(OH)? bermutu PA. Oleh karena itu, kombinasi antara kemampuan penetralan, penyisihan logam, stabilitas larutan pada dosis terpilih, dan efisiensi biaya yang tinggi menjadikan CaO pilihan alkali yang paling menguntungkan untuk pengolahan AAT pada studi ini.