Air asam tambang (AAT) merupakan limbah hasil aktivitas penambangan yang bersifat sangat
asam dan mengandung logam dalam konsentrasi tinggi, sehingga memerlukan pengolahan
sebelum dibuang ke lingkungan. Analisis karakteristik fisikokimia sampel AAT menunjukkan
nilai pH yang sangat rendah, asiditas yang tinggi, serta kandungan logam terlarut yang dominan
berupa besi (Fe) dan aluminium (Al). Kajian pengolahan dilakukan melalui kombinasi proses
dekarbonasi sebagai pra-pengolahan dan netralisasi. Namun, dekarbonasi terbukti tidak efektif
akibat rendahnya karbon anorganik total (TIC), yang menunjukkan bahwa keasaman lebih
disebabkan oleh oksidasi mineral sulfida. Oleh karena itu, pengolahan difokuskan pada proses
netralisasi menggunakan tiga bahan alkali: Ca(OH)?, CaO, dan NaOH. Ketiga bahan alkali
mampu meningkatkan pH hingga kisaran netral dan menurunkan konsentrasi logam terlarut
lebih dari 99%, bahkan beberapa logam berada di bawah batas deteksi instrumen. Uji lanjutan
menunjukkan CaO memiliki daya tahan terbaik terhadap penambahan AAT (1.050 mL)
sebelum kembali menjadi asam. Namun, sama seperti Ca(OH)?, CaO menunjukkan indikasi
pelarutan kembali logam yang ditandai dengan kenaikan nilai konduktivitas dan TDS seiring
penambahan AAT. Meskipun demikian, keunggulan dominan CaO terletak pada efisiensi
biaya, yang bahkan lebih signifikan karena penggunaan CaO bermutu CP mampu mengungguli
Ca(OH)? bermutu PA. Oleh karena itu, kombinasi antara kemampuan penetralan, penyisihan
logam, stabilitas larutan pada dosis terpilih, dan efisiensi biaya yang tinggi menjadikan CaO
pilihan alkali yang paling menguntungkan untuk pengolahan AAT pada studi ini.
Perpustakaan Digital ITB