Pencemaran udara merupakan salah satu masalah lingkungan yang terjadi di Kota Jakarta
Barat yang memiliki dampak risiko kesehatan terhadap manusia. Salah satu bagian dari
pencemaran udara adalah partikel dengan ukuran <2,5µm atau PM2,5. Dalam PM2,5
terdapat banyak unsur yang terkandung di dalamnya, termasuk logam berat. Penelitian
ini membahas terkait karakterisasi logam berat yang terdapat dalam PM2,5 menggunakan
SuperSASS speciation sampler dan filter teflon untuk mengambil contoh uji PM2,5 di
udara ambien pada periode bulan Februari – Mei 2025. Sampel kemudian dianalisis
menggunakan ED-XRF untuk mengidentifikasi konsentrasi 24 elemen jejak dan logam
berat. Sumber potensial logam berat dianalisis menggunakan Enrichment Factor (EF),
wind rose, dan model Backward Trajectory dari HYSPLIT. Risiko kesehatan akibat
logam berat pada PM2,5 dianalisis dengan perhitungan nilai Health Quotient (HQ) untuk
mengindentifikasi risiko non-karsinogenik dan nilai Excess Lifetime Cancer Risk (ELCR)
untuk mengidentifikasi risiko karsinogenik. Konsentrasi rata-rata PM2,5 yang didapatkan
adalah 34,24 ? 12,76 µg/m3
, dengan S, Na, K, Pb, dan Al sebagai unsur dominan. Timbal
menjadi logam berat yang memiliki konsentrasi tertinggi sebesar 0,33 µg/m3
. Unsur yang
berpotensi berasal dari kegiatan antropogenik yang ditunjukkan oleh nilai EF ? 10 adalah
Se, Sb, Pb, Sn, Br, S, As, Zn, Cl, Cu, dan Co. Hasil model backward trajectory dan
windrose menunjukkan bahwa potensi sumber berasal dari arah barat daya, yang
mencakup jalan raya, industri, dan pemukiman. Aluminium diindikasikan dapat
menyebabkan risiko kesehatan non-karsinogenik dengan nilai HQ > 1. Logam berat Pb,
As, dan Cr diindikasikan memiliki kemungkinan menyebabkan efek karsinogenik
(possible carcinogenic), sedangkan logam Co dan Ni diindikasikan tidak menimbulkan
risiko kesehatan karsinogenik (negligible carcinogenic). Oleh karena itu, disimpulkan
bahwa logam berat di Jakarta Barat berpotensi menyebabkan risiko kesehatan
karsinogenik dan non-karsinogenik bagi manusia dengan potensi sumber emisi berasal dari kendaraan bermotor dan kegiatan industri.
Perpustakaan Digital ITB