digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB I Rima Aisha Zahra [27023007]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II Rima Aisha Zahra [27023007]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III Rima Aisha Zahra [27023007]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV Rima Aisha Zahra [27023007]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V Rima Aisha Zahra [27023007]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VI Rima Aisha Zahra [27023007]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Seni terapeutik merupakan sarana yang potensial bagi perawatan dan pemulihan non-medis untuk kesehatan mental. Saat ini, belum banyak kajian yang menyoroti seni terapeutik dari aspek visual dan pengalaman langsung subjeknya. Studi ini mengisi celah pengetahuan tersebut dengan meneliti pengalaman menggunakan media yang berbeda dalam praktik seni terapeutik oleh orang dengan gangguan bipolar (ODB). Penelitian ini menelaah signifikansi penggunaan variasi media dalam praktik seni terapeutik oleh ODB dan dampaknya terhadap visualisasi karya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode riset fenomenologi transendental pada satu orang subjek ODB untuk mencapai pengamatan mendalam akan pengalaman subjek dalam melakukan seni terapeutik secara murni. Teknik pengumpulan data terdiri dari kajian literatur, wawancara, dan eksperimen dengan mengadaptasi prinsip-prinsip umum yang terdapat pada psikoterapi seni ke dalam konteks seni terapeutik mandiri. Pengumpulan data dilakukan dengan rancangan model kegiatan semi-terstruktur yang terdiri dari observasi proses kreatif, dokumentasi karya seni, refleksi verbal, dan analisis visual menggunakan metode kritik seni tanpa melalui tahap penilaian estetik. Penelitian ini juga menggunakan kerangka teori tentang media dalam seni terapeutik, kajian fenomenologi, dan gangguan bipolar. Perilaku subjek subjek penelitian merefleksikan perubahan pemilihan media yang dipengaruhi oleh dinamika kondisi emosionalnya. Pemilihan media tertentu dalam menciptakan karya menjadi bentuk komunikasi non-verbal oleh subjek. Hasil karya sebagai artefak dari kegiatan seni terapeutik oleh subjek juga menjadi pemantik refleksi diri secara verbal yang dilakukannya dengan meninjau kembali tahapan proses berkarya dan memaknai karyanya. Analisis berdasarkan metode kritik seni dari karya-karya subjek menunjukkan beberapa indikasi melalui elemen visual yang muncul secara berulang—seperti bentuk dan warna atau prinsip tertentu— yang merepresentasikan kondisi mental dan kebutuhan psikologisnya. Di sisi lain, proses reflektif yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan pada tiap sesi memperkuat kesadaran diri subjek. Dengan demikian, fungsi seni terapeutik sebagai ritus pemulihan diri dapat terlaksana. Penelitian ini mengungkapkan bahwa pemilihan media dalam seni terapeutik secara signifikan mempengaruhi proses ekspresi dan visualisasi karya ODB.Seni tidak menjadi sebatas ekspresi, melainkan juga dianggap sebagai sebuah proses holistik untuk pemulihan dan pengenalan diri dengan lebih baik. Pendekatan fenomenologi memungkinkan pemahaman pengalaman ODB secara otentik tanpa stigma medis. Studi kasus ini dapat menjadi referensi bagi praktisi terapi seni, akademisi, dan komunitas kesehatan mental untuk memperkaya pemahaman mendalam tentang kehidupan ODB dan kaitannya dengan praktik seni terapeutik sebagai sarana pendukung pemulihan.