Perpustakaan Digital ITB

27124059 Produksi skala industri yang murah dan minat pasar yang tinggi dari plastik konvensional menghasilkan 350 juta ton/tahun dan diprediksi meningkat 70% pada 2050 (OECD, 2024). Di tengah produksi dan konsumsi massal plastik di berbagai bidang yang menghasilkan banyak limbah, penciptaan dan upaya penggunaan alternatif material berkelanjutan menjadi sebuah urgensi, salah satunya bioplastik pati singkong. Namun, struktur bioplastik pati singkong perlu dimodifikasi karena hidrofilitasnya. Modifikasi struktur dilakukan secara fisik melalui proses gelatinisasi dan secara kimia melalui penambahan aditif: waste palm cooking oil (WPCO), asam sitrat (CA), kitosan (C), poli(vinil) alkohol (PVA), dan titanium dioksida (TiO?). Digunakan juga zat pewarna meliputi ekstrak kunyit (kurkumin), bunga rosela, dan bunga telang (antosianin). Antosianin memengaruhi hasil pewarnaan dengan pencampuran aditif asam sitrat dan kitosan. Variasi warna yang dihasilkan dari ketiga pewarna dan kombinasi aditif ini dieksplorasi dan menciptakan pola warna abstrak serupa marble. Metode penelitian menggabungkan studi pustaka, eksperimen skala non laboratorium, dan pengujian material, termasuk analisis mekanik, uji ketahanan air, dan uji FTIR. Setiap formulasi melalui pengujian biodegredabilitas dalam kompos selama 90 hari untuk mengetahui tingkat biodegredasinya. Formulasi dengan aditif kitosan menjadi sampel dengan proses biodegredasi tercepat dengan estimasi 100% terbiodegredasi setelah 330 hari. Dilakukan juga eksplorasi material yang diklasifikasi berdasarkan karakteristik fase pasting dan retrogradasi. Setiap hasil eksplorasi menghasilkan potensi dan memiliki fisibilitas sebagai aksesori fashion, mainan sensorik, produk dekorasi interior, dan kontainer.