Penelitian ini mengkaji pengaruh kondisi lingkungan kerja dan faktor individu
terhadap kelelahan kerja pada UMKM X Furnitur dengan menggunakan desain
cross-sectional yang melibatkan seluruh 25 pekerja UMKM tersebut. Variabel
independen dalam penelitian ini terdiri atas kondisi lingkungan kerja (intensitas
pencahayaan, tingkat kebisingan, suhu, kelembaban) dan faktor individu (usia,
jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan terakhir, kebiasaan merokok, masa
kerja, jam kerja per hari, durasi tidur per hari, dan beban kerja). Kelelahan kerja
dinilai menggunakan Subjective Self-Rating Test (SSRT). Distribusi kelelahan
kerja menunjukkan bahwa 64% pekerja mengalami kelelahan rendah, dan 36%
mengalami kelelahan sedang. Sebagian besar pekerja mengalami kelelahan dalam
bentuk pelemahan aktivitas dan kelelahan fisik, sedangkan pelemahan motivasi
hanya ditemukan pada sebagian kecil pekerja. Uji korelasi Spearman menunjukkan
adanya hubungan signifikan antara kelelahan kerja dengan tingkat kebisingan
(Sig.=0,004) dan jam kerja per hari (Sig.=0,009), sedangkan intensitas
pencahayaan (Sig.=0,426), suhu (Sig.=0,175), kelembaban (Sig.=0,175), usia
(Sig.=0,646), jenis kelamin (Sig.=0,465), status pernikahan (Sig.=0,426), tingkat
pendidikan (Sig.=0,189), kebiasaan merokok (Sig.=0,426), masa kerja
(Sig.=0,175), durasi tidur per hari (Sig.=0,843), dan beban kerja (Sig.=0,567)
tidak signifikan. Analisis regresi linier berganda mengonfirmasi bahwa tingkat
kebisingan merupakan faktor paling dominan yang memengaruhi kelelahan kerja
(Sig.=0,013). Rekomendasi mencakup strategi pengendalian kebisingan, solusi
pendinginan, serta pengaturan jam kerja yang optimal untuk mengurangi kelelahan
dan meningkatkan produktivitas serta keselamatan.
Perpustakaan Digital ITB