Perekonomian masyarakat Indonesia didominasi oleh berbagai usaha kecil yang disebut sektor informal. Sektor informal bersifat fleksibel, berbahaya, tidak aman, dan tidak diakui oleh badan hukum. Kota Bandung bagian Barat memiliki sektor informal yang cukup banyak, seperti pembuatan sepatu (Cibaduyut), pengolahan limbah elektronik (Astana anyar), pencucian plastik (Cigondewah Kaler), dan Sablon (Jl. Pagarsih). Bahaya lingkungan kerja yang ditinjau dalam penelitian ini terdiri dari potensi bahaya fisik, kimia, dan tingkat kecelakaan kerja. Identifikasi bahaya dilakukan dengan melakukan pengukuran pencahayaan, iklim kerja, meninjau bahan yang digunakan, proses produksi, kondisi lingkungan kerja, dan melakukan wawancara terhadap pekerja. Berdasarkan hasil pengukuran pencahayaan, 70 tempat pembuatan sepatu, 75% sablon, dan 40% tempat peyortiran plastik memiliki tingkat pencahayaan yang tidak sesuai dengan standar pencahayaan. Pembuatan sepatu dan sablon memiliki potensi bahaya kimia. Udara di tempat pembuatan sepatu mengandung senyawa organik seperti toluene dan methyl ethyl keton dengan toluene yang paling mendominasi. Sedangkan udara di tempat sablon mengandung ethyl-benzene, p-xylene, 1-ethyl-2-methyl-benzene, isoprophyl-benzene, 1,2,3-trimethyl benzene, dan heneicosane. Ethyl-benzene dan 1,2,3-trimethyl benzene melebihi baku mutu yang disarankan.Udara di sektor pengolahan limbah elektronik mengandung logam berat seperti Al, Cr, Mn, Fe, Cu, Zn, Pb, Co, As, dan Cd, dengan Pb yang paling dominan dan melebihi baku mutu yang disarankan. Tingkat kecelakaan kerja di tempat pembuatan sepatu terdiri dari tersayat pisau (70%), tergunting (15%), terpukul palu (10%), dan tertusuk paku (5%). Sedangkan di tempat pencucian plastik, 79% tersayat cutter dan 21% sisanya luka kaki akibat pecahan kaca. Jadi, setiap jenis sektor informal memiliki bahaya lingkungan fisik dan kimia yang berbeda dan tingkat kecelakaan yang berbeda pula.
Perpustakaan Digital ITB