digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Nugi Nugraha

Penelitian ini mengevaluasi penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berdasarkan penilaian pekerja. K3 penting untuk melindungi pekerja dan menjaga produktivitas, namun UMKM sering menghadapi tantangan karena keterbatasan sumber daya, manajemen informal, serta perilaku budaya yang menormalisasi praktik tidak aman. Tujuan penelitian ini adalah menilai kesadaran pekerja terkait K3 pada aspek persepsi, pemahaman, dan kemampuan memproyeksikan risiko; mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi pada kecelakaan kerja; serta memberikan rekomendasi yang selaras dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Penelitian dilakukan di UMKM X furniture dengan 28 responden dari divisi produksi, finishing, dan kantor. Data dikumpulkan melalui kuesioner tertutup yang didukung wawancara dan referensi literatur. Analisis korelasi mengonfirmasi adanya hubungan negatif yang signifikan secara statistik antara kesadaran K3 dan kecelakaan kerja. Kesadaran yang lebih tinggi terkait dengan lebih sedikit insiden, mendukung pandangan teoritis bahwa kesadaran adalah faktor pencegahan. Hasil menunjukkan bahwa kesadaran K3 di kalangan pekerja umumnya berada pada tingkat sedang, didominasi oleh dimensi pemahaman, sementara faktor kecelakaan kerja juga berada pada tingkat sedang dengan faktor manusia paling berpengaruh. Hasil subkelompok menunjukkan pekerja produksi tetap pada kesadaran sedang meskipun risikonya lebih tinggi, sedangkan staf kantor melaporkan kesadaran lebih tinggi dan insiden lebih sedikit, serta karakteristik demografis seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, dan lama kerja juga memengaruhi hasil. Secara keseluruhan, penelitian ini menyoroti tantangan bagi UMKM, termasuk keterbatasan finansial, lemahnya sistem manajemen, dan hambatan budaya terhadap penggunaan APD. Rekomendasi mencakup penguatan kesadaran melalui pelatihan partisipatif, peningkatan fasilitas dengan langkah berbiaya rendah, peningkatan komitmen manajerial, dan mencari dukungan eksternal, sementara adopsi pedoman ILO WISE by PAOT diusulkan untuk mendukung peningkatan teknis maupun partisipatif.