digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kegiatan pengangkutan batubara di Kalimantan, Indonesia, menyumbang angka kecelakaan kerja terbesar setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan banyak peralatan pertambangan bergerak yang terlibat dalam kegiatan ini, terutama truk angkut yang merupakan alat utama pengangkutan batubara. Penyebab utama terjadinya insiden adalah kesalahan manusia (human error) yang dilakukan pekerja, untuk itu perlu dilakukan investigasi kesalahan manusia agar mampu mencegah adanya potensi kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah yang pertama untuk mengidentifikasi dan menganalisis kemungkinan kesalahan yang terjadi pada setiap klasifikasi pekerjaan yang ada di aktivitas pengangkutan batubara dengan menggunakan metode SHERPA. Kedua, melakukan kuantifikasi risiko untuk mengetahui perengkingan risiko dari kesalahan yang telah teridentifikasi untuk mendapatkan kesalahan kritikal, dengan menilai tingkat keparahan, frekuensi kejadian, dan kemampuan deteksi kesalahan menggunakan metode FMEA. Ketiga, melihat dampak dari kesalahan kritikal yang teridentifikasi terhadap potensi kecelakaan melalui SURVEI, dengan melihat persepektif dari 380 operator truk pengangkut batubara. Hasil penelitian mengidentifikasi 15 kesalahan manusia yang berpotensi menimbulkan kecelakaan, dengan distribusi mode kesalahan paling banyak adalah kesalahan yang diakibatkan oleh tindakan yang tidak sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku. Kemudian menjawab tujuan yang kedua, didapatkan tiga kesalahan kritikal dari hasil perengkingan risiko yaitu berkendara dalam keadaan lelah, jadwal pemeliharan truk angkut tidak dikelola dengan baik, dan tidak mengikuti petunjuk batas kecepatan selama melintas dijalan angkut. Selanjutnya, pada tahapan studi yang ketiga yaitu melihat pengaruh kesalahan terhadap potensi kecelakaan kerja dari persepektif operator truk angkut, didapatkan bahwa berdasarkan ketiga kesalahan kritikal, yang paling berpengaruh signifikan adalah tidak mengikuti petunjuk batas kecepatan selama melintas dijalan angkut. Hal ini menunjukan bahwa kesalahan manusia yang teridentifikasi berkontribusi terhadap potensi kecelakaan kerja. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah pengendalian dengan meningkatkan pengawasan, evaluasi perbaikan fasilitas, dan kampanye keselamatan yang lebih intensif